Jurnal
Syntax Transformation |
Vol. 2
No. 10, Oktober 2021 |
p-ISSN :
2721-3854 e-ISSN : 2721-2769 |
Sosial
Sains |
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPEDENSI, DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL
DALAM MENCEGAH KECURANGAN (FRAUD)
Johan
Erwin Panjaitan, Fitriana, Didin Saepudin
Program Studi
Akuntansi Audit, Sangga Buana YPKP Bandung, Jawa barat,
Indonesia
Email: johanerwin2604@yahoo.co.id,
fitriana.ypkp@usbypkp.ac.id,
didin.saepudin@usbypkp.ac.id
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima
28 September 2021 Direvisi 14 Oktober
2021 Disetujui 21 Oktober
2021 |
Berita mengenai indikasi penyimpangan kecurangan pada suatu perusahaan yang dilakukan oleh karyawan atau pegawainya membuat sadar bahwa kita
harus melakukan sesuatu untuk membenahi keadaan yang kurang tertib tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kompetensi, independensi
dan profesionalisme
auditor internal dalam mencegah
terjadinya kecurangan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory
Agency. Populasi
dalam penelitian ini adalah auditor internal PT
ARI. Penelitian ini menggunakan teknik sampling non
probability sampling dengan sampel jenuh. Sampel diambil dari seluruh anggota populasi yaitu sebanyak 31 auditor. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner.Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi auditor
internal, independensi auditor internal dan profesionalisme auditor internal berpengaruh
positif dalam mencegah kecurangan di PT ARI
Bandung. ABSTRACT News about
indications of fraud irregularities in a company committed by employees or
employees makes us realize that we have to do something to fix the disorderly
situation. This research aims to find out the influence of competence,
independence and professionalism of internal auditors in preventing
fraud. The theory used in this study
is the Theory Agency. The population
in this study was the internal auditor of PT ARI. This study used non
probability sampling techniques with saturated samples. Samples were taken
from all members of the population of 31 auditors. Data collection is done by
questionnaire method. The data analysis technique used is multiple linear
regression analysis. The results
showed that the competence of internal auditors, the independence of internal
auditors and the professionalism of internal auditors had a positive effect
in preventing fraud at PT ARI Bandung. |
Kata Kunci: kompetensi, independensi, profesionalisme, kecurangan auditor internal. Keywords: competence,
independence, professionalism, cheating internal auditor |
Pendahuluan
Berita mengenai indikasi
penyimpangan kecurangan pada suatu perusahaan yang dilakukan oleh karyawan atau
pegawainya membuat sadar bahwa kita harus melakukan sesuatu untuk membenahi keadaan yang kurang tertib tersebut. Seperti yang terjadi pada PT ARI.
Dalam organisasi perusahaan, PT ARI sudah memiliki departemen internal
audit, namun tetap masih ada kecurangan
yang belum dapat ditemukan oleh auditor pada saat pemeriksaan audit sedang berlangsung. Dan ada juga temuan kecurangan yang terjadi sudah melalui
pemeriksaan oleh audit internal. Setelah melakukan audit, internal audit tentu
akan memberikan rekomendasi tindakan pencegahan yang telah didiskusikan dengan auditee. Contoh dari tindakan
yang dilakukan dalam kasus kecurangan adalah pemberian sanksi terhadap pelaku kecurangan sehingga memberikan efek jera dan peringatan
terhadap karyawan yang hendak melakukan kecurangan.. Walaupun saat ini sorotan utama sering terjadi pada
manajemen puncak perusahaan, namun sebenarnya penyimpangan perilaku tersebut
bisa juga terjadi diberbagai lapisan kerja organisasi.
Permasalahan kecurangan dapat
terjadi dimana saja. Tidak dapat dijamin
bahwa suatu organisasi atau perusahaan dapat terbebas dari kemungkinan
terjadinya kecurangan. Kecurangan dapat
membawa akibat kerugian financial, rusaknya reputasi, permasalahan hukum,
hingga bangkrutnya perusahaan (Koroy,
2008). Kecurangan berkaitan dengan ketidakjujuran
manusia. Kecurangan atau menggambarkan
setiap upaya penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil
harta, hak orang atau pihak lain. Kecurangan dapat diartikan sebagai salah
penyajian yang disadari terhadap suatu kebenaran atau penyembunyian fakta
material untuk mempengaruhi orang lain melakukan perbuatan atau tindakan yang
merugikannya, biasanya merupakan kesalahan, namun dalam beberapa kasus khusunya yang dilakukan secara
disengaja mungkin merupakan suatu kejahatan.
Kecurangan bukan saja berakibat
berkurangnya aset organisasi tetapi dapat juga mengurangi reputasi (Karyono, 2013). Melihat fenomena fraud yang tak
kunjung menurun, dengan jenis modus fraud yang semakin pintar dan canggih,
rasanya sudah saatnya bagi perusahaan untuk menerapkan sistem antisipasi fraud
yang semakin dimutakhirkan (Fitrawansyah & Syahnifah, 2018). Tindakan fraud dapat dikurangi
melalui langkah-langkah pencegahan atau penangkalan, pendeteksian, dan
investigasi (Karyono, 2013)
Deteksi fraud adalah suatu
tindakan untuk mengetahui bahwa fraud terjadi, siapa korbannya, dan apa
penyebabnya (Karyono, 2013). Dalam mencegah dan mendeteksi serta menangani fraud
sebenarnya ada beberapa pihak yang terkait yaitu akuntan (baik sebagai auditor
internal, auditor eksternal, atau auditor forensik) dan manajemen perusahaan (Fitrawansyah & Syahnifah, 2018)
Menurut (Widilestariningtyas & Akbar, 2014) menyataan bahwa “Not
Everyone Is Honest”, apabila semua orang jujur maka perusahaan tidak perlu
waspada dengan adanya tindakan fraud. Lingkungan kerja yang memiliki integritas
yang rendah, pengawasan yang lemah dan tekanan yang tinggi dapat memicu orang
untuk melakukan tindakan fraud. Tindakan fraud bisa dicegah dengan cara
mengembangan sikap saling terbuka, membudayakan kejujuran dan meminimalisir
kesempatan atau celah yang bisa menyebabkan adanya tindakan fraud.
Pencegahan kecurangan merupakan
aktivitas memerangi kecurangan dengan biaya yang murah. Pencegahan kecurangan
bisa dianalogikan dengan penyakit, yaitu lebih baik dicegah daripada mengobati.
Jika menunggu terjadinya kecurangan baru ditangani itu artinya sudah ada
kerugian yang terjadi dan telah dinikmati oleh pihak tertentu, bandingkan bila
kita berhasil mencegahnya tentu kerugian belum semuanya beralih ke pelaku
kecurangan (Fitrawansyah & Syahnifah, 2018) Pencegahan fraud di sektor publik dilakukan dengan
mengeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan yang menetapkan berbagai
sanksi yang diharapkan dapat menangkal atau setidak-tidaknya dapat mengurangi
tindakan kecurangan (Karyono, 2013)
Membuktikan kecurangan (fraud)
dibutuhkan pelaksanaan yang efektif melalui prosedur audit. (PRADNYAWATI, 2019) menyimpulkan bahwa prosedur
audit dimulai dengan tahap penelaahan informasi awal, perencanaan pemeriksaan
investigatif, pelaksanaan pemeriksaan investigatif, pelaporan dan tindak
lanjut. Adapun tahapan prosedur audit yang harus dilakukan yaitu prosedur
analitik, menginpeksi, mengkonfirmasi, mengajukan pertanyaan, menghitung,
menelusuri, mencocokkan ke dokumen, mengamati ulang, serta teknik audit dengan
bantuan Komputer.
Mencegah terjadinya kecurangan
sepertinya bukan hal yang mudah. Seperti yang terjadi pada PT ARI. Dalam
organisasi perusahaan, PT ARI sudah memiliki departemen internal audit, namun
tetap masih ada kecurangan yang belum dapat ditemukan oleh auditor pada saat
pemeriksaan audit sedang berlangsung. Dan ada juga temuan kecurangan yang
terjadi sudah melalui pemeriksaan oleh audit internal. Setelah melakukan audit,
internal audit tentu akan memberikan rekomendasi tindakan pencegahan yang telah
didiskusikan dengan auditee (Wardhani
& ARIFIN, 2014). Contoh dari tindakan yang dilakukan dalam kasus
kecurangan adalah pemberian sanksi terhadap pelaku kecurangan sehingga
memberikan efek jera dan peringatan terhadap karyawan yang hendak melakukan
kecurangan.
Audit Internal adalah suatu
fungsi penilaian yang dikembangkan secara bebas yang dilakukan oleh orang yang
profesional yang memiliki pemahamanyang mendalam mengenai sistem dan kegiatan
operasional organisasi, menjamin kegiatan operasional organisasi telah berjalan
efektif dan efisien serta memastikan bahwa sasaran dan tujuan organisasi telah
tercapai (Susilawati, 2014).
Auditor internal yang
profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban
profesionalnya; memberikan opini yang objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi;
dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif
atau lembaga (Sawyer et al., 2006). Seluruh sumber daya manusia
yang dimiliki PT ARI memiliki disiplin ilmu. Sumber daya manausia yang ada di
departemen internal audit saat ini secara indepdensi belum dapat dikatakan
maksimal karena masih dibatasi ruang lingkup dalam
pemeriksaan oleh manajemen.
Kompetensi mengenai audit
internal seharusnya sudah pernah dipelajari oleh seluruh auditor ketika
menjalani pendidikan akademik. Namun ada beberapa sumber daya manusia yang
bukan berlatar belakang pendidikan akuntansi dan ekonomi. Dengan strata
pendidikan yang berbeda-beda maka kompetensi yang dimiliki secara akademik
setiap individu akan berbeda.
Dengan
kondisi kecurangan yang terjadi di beberapa cabang PT ARI, maka pihak manajemen
mengambil tindakan atas karyawan yang melakukan kecurangan tersebut dengan
meminta untuk bertanggung jawab dengan cara mengganti nomimal yang sudah
dirugikan serta diberhentikan karyawan tersebut dari pekerjaannya.Peran audit
internal PT ARI adalah lebih mengutamakan kepada stock opname inventory
daripada menganalisa data untuk mencari adanya kesalahan ataupun kekeliruan
yang terjadi dalam operasional berlangsung.
Setiap
auditor internal harus tetap mempertahankan kompetensi, indepedensi serta
profesionalisme agar dapat mencegah
serta dapat mendeteksi segala bentuk kecurangan yang terjadi (Fahmi & Syahputra, 2019). Kurangnya pengetahuan dan pengertian
seorang auditor internal mengenai indikasi akan terjadinya tindak kecurangan
sering terjadi dan prosedur yang efektif untuk mendeteksi kecurangan sudah
sering dibuat sulit oleh auditor- auditor dalam melakukan tugas- tugasnya (Meilasari & Justinia Castellani, 2018). Oleh karena itu, seorang auditor
internal harus mempunyai keahlian dalam mencegah kecurangan sebagai eksistensi
dan pengetahuan mengenai gejala pasti, dan harus mampu mendeteksi segala bentuk
kecurangan yang terjadi, pengertian akan masalah dan sikap kompetensi, independensi
serta profesionalisme untuk menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi.
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Kompetensi, Indepedensi, dan Profesionalisme Auditor
Internal Dalam Mencegah Kecurangan (Fraud)”. Penelitian ini mengambil sampel
auditor internal perusahaan retail di kota Bandung dengan judul “Pengaruh
Kompetensi, Indepedensi, Dan Profesionalisme Auditor Internal Dalam Mencegah
Kecurangan (Fraud) Di Perusahaan Retail Pt Ari” Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran seberapa besar pengaruh kompetensi, indepedensi dan profesionalisme audit internal dalam
mencegah kecurangan (fraud)
di perusahaan retail PT ARI.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode statistik deskriptif dan verifikatif (Rasyad, 2003). Dan alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis ini dimaksudkan
untuk mengungkapkan pengaruh antara beberapa variabel bebas dengan variabel
terikat. Adapun jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa nilai atau
skor atas jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
dalam kuesioner.
Hasil
dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
1 Uji Validitas
Tabel 1
Hasil
Uji Validitas Variabel Kompetensi Auditor Internal (X1)
Variabel |
Indikator Pernyataan |
r Hitung |
r Tabel |
Ket |
Kompetnsi Auditor Internal (X1) |
X1.1 |
0.829 |
0.361 |
Valid |
X1.2 |
0.737 |
0.361 |
Valid |
|
X1.3 |
0.667 |
0.361 |
Valid |
|
X1.4 |
0.597 |
0.361 |
Valid |
|
X1.5 |
0.404 |
0.361 |
Valid |
|
X1.6 |
0.753 |
0.361 |
Valid |
|
X1.7 |
0.622 |
0.361 |
Valid |
|
X1.8 |
0.598 |
0.361 |
Valid |
|
X1.9 |
0.713 |
0.361 |
Valid |
Sumber
: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020
Hasil
uji validitas pada angket penelitian ini harus membandingkan antara angka korelasi
item dengan total korelasi
yang diperoleh dengan angka r butir > r tabel (Ghozali, 2013:45).
Dikarenakan angka korelasi yang diperoleh dari pertanyaan pada indikator X1.1 – X1.9 pada variabel
Kompetensi Auditor Internal (X1) tersebut
berada di atas angka 0,361 maka pertanyaan-pertanyaan tersebut diputuskan signifikan dan memiliki validitas yang baik.
Tabel 2
Hasil
Uji Validitas Variabel Independensi Auditor Internal (X2)
Variabel |
Indikator Pernyataan |
r Hitung |
r Tabel |
Ket |
Independensi Auditor Internal
(X2) |
X2.1 |
0.625 |
0.361 |
Valid |
X2.2 |
0.705 |
0.361 |
Valid |
|
X2.3 |
0.711 |
0.361 |
Valid |
|
X2.4 |
0.731 |
0.361 |
Valid |
|
X2.5 |
0.526 |
0.361 |
Valid |
|
X2.6 |
0.624 |
0.361 |
Valid |
Sumber
: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020
Hasil
uji validitas pada angket penelitian ini membandingkan antara angka korelasi item dengan total korelasi yang diperoleh dengan angka r butir > r tabel (Ghozali, 2018).
Dikarenakan angka korelasi yang diperoleh dari pertanyaan indikator X2.1 – X2.9 pada Variabel
Independensi Auditor Internal berada
di atas angka 0,361 maka diputuskan signifikan dan memiliki validitas yang baik.
Tabel 3
Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme Auditor
Internal (X3)
Variabel |
Indikator Pernyataan |
r Hitung |
r Tabel |
Ket |
Profesionalisme Auditor Internal
(X3) |
X3.1 |
0.623 |
0.361 |
Valid |
X3.2 |
0.657 |
0.361 |
Valid |
|
X3.3 |
0.829 |
0.361 |
Valid |
|
X3.4 |
0.521 |
0.361 |
Valid |
|
X3.5 |
0.642 |
0.361 |
Valid |
|
X3.6 |
0.808 |
0.361 |
Valid |
|
X3.7 |
0.709 |
0.361 |
Valid |
|
X3.8 |
0.434 |
0.361 |
Valid |
|
X3.9 |
0.695 |
0.361 |
Valid |
|
X3.10 |
0.477 |
0.361 |
Valid |
|
X3.11 |
0.571 |
0.361 |
Valid |
Sumber
: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020
Hasil
uji validitas pada angket penelitian ini harus membandingkan antara angka korelasi
item dengan total korelasi
yang diperoleh dengan angka r butir > r tabel (Ghozali, 2018; Lötvall et al., 2014). Dikarenakan angka korelasi yang diperoleh dari pertanyaan pada indikator X3.1 – X3.11 padaVariabel
Profesionalisme Auditor Internal (X3) tersebut berada di atas angka 0,361 maka pertanyaan-pertanyaan tersebut diputuskan signifikan dan memiliki validitas yang baik.
Tabel 4
Hasil
Uji Validitas Variabel Mencegah Kecurangan (Y)
Indikator Pernyataan |
r Hitung |
r Tabel |
Ket |
|
Mencegah Kecurangan
(Y) |
Y1 |
0.731 |
0.361 |
Valid |
Y2 |
0.456 |
0.361 |
Valid |
|
Y3 |
0.586 |
0.361 |
Valid |
|
Y4 |
0.707 |
0.361 |
Valid |
|
Y5 |
0.650 |
0.361 |
Valid |
|
Y6 |
0.797 |
0.361 |
Valid |
|
Y7 |
0.440 |
0.361 |
Valid |
|
Y8 |
0.722 |
0.361 |
Valid |
|
Y9 |
0.591 |
0.361 |
Valid |
|
Y10 |
0.698 |
0.361 |
Valid |
|
Y11 |
0.578 |
0.361 |
Valid |
Sumber
: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020
Hasil
uji validitas pada angket penelitian ini harus membandingkan antara angka korelasi
item dengan total korelasi
yang diperoleh dengan angka r butir > r tabel (Ghozali, 2018). Dikarenakan angka korelasi yang diperoleh dari pertanyaan pada indikator Y1 – Y11 pada Variabel Mencegah Kecurangan (Y) tersebut berada di atas angka 0,361 maka pertanyaan-pertanyaan tersebut diputuskan signifikan dan memiliki validitas yang baik.
2 Uji Reliabilitas
Tabel
5
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Kompetensi Auditor
Internal (X1)
Variabel |
Nilai Cronbach Alpha |
Keputusan |
Kompetensi Auditor Internal
(X1) |
0,837 |
Reliabilitas Baik |
Sumber
: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020
Uji reliabilitas pada penelitian ini, menggunakan metode Cronbach Alpha. Dimana menurut
(Soedibjo, 2013)
reliabilitas yang kurang dari 0,60 menunjukkan bahwa instrument dianggap kurang baik, apabila
> 0,7 maka instrumen dikategorikan layak dan apabila instrument memiliki nilai > 0,8 maka instrument tersebut dikatakan baik.
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah penulis lakukan. Diperoleh bahwa pada variabel Kompetensi Auditor
Internal (X1) memiliki nilai
cronbach alpha di atas 0,8 yaitu sebesar 0,837 ini berarti instrument memiliki hasil yang reliabel baik, sehingga instrument atau angket ini termasuk
kepada instrumen reliabel dan konsisten.
Tabel 5
Hasil
Uji Reliabilitas Variabel Independensi Auditor Internal (X2)
Variabel |
Nilai Cronbach Alpha |
Keputusan |
Independensi Auditor
Internal (X2) |
0,727 |
Reliabilitas Layak |
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2020
Uji reliabilitas pada penelitian ini, menggunakan metode Cronbach Alpha. Reliabilitas
yang kurang dari 0,60 menunjukkan bahwa instrument dianggap kurang baik, apabila > 0,7 maka instrumen dikategorikan layak dan apabila instrument memiliki nilai > 0,8 maka instrument tersebut dikatakan baik.
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah penulis lakukan. Diperoleh bahwa pada variabel Independensi Auditor
Internal (X2) memiliki nilai
cronbach alpha di atas 0,7 yaitu sebesar 0,727 ini berarti instrument memiliki hasil yang reliabellayak, sehingga instrument
atau angket ini termasuk kepada
instrumen reliabel dan konsisten.
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Profesionalisme Auditor
Internal (X3)
Nilai Cronbach Alpha |
Keputusan |
|
Profesionalisme Auditor Internal (X3) |
0,840 |
Reliabilitas Baik |
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2020
Uji reliabilitas pada penelitian ini, menggunakan metode Cronbach Alpha. Reliabilitas
yang kurang dari 0,60 menunjukkan bahwa instrument dianggap kurang baik, apabila > 0,7 maka instrumen dikategorikan layak dan apabila instrument memiliki nilai > 0,8 maka instrument tersebut dikatakan baik.
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang
telah penulis lakukan. Diperoleh bahwa pada variabel Profesionalisme Auditor Internal (X3) memiliki
nilai cronbach alpha di atas 0,8 yaitu sebesar 0,840 ini berarti instrument memiliki hasil yang reliabel baik, sehingga instrument atau angket ini
termasuk kepada instrumen reliabel dan konsisten.
Tabel 7
Hasil
Uji Reliabilitas Variabel Mencegah Kecurangan (Y)
Variabel |
Nilai Cronbach Alpha |
Keputusan |
Independensi Auditor
Internal (X2) |
0,850 |
Reliabilitas Baik |
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2020
Uji reliabilitas pada penelitian ini, menggunakan metode Cronbach Alpha. Reliabilitas
yang kurang dari 0,60 menunjukkan bahwa instrument dianggap kurang baik, apabila > 0,7 maka instrumen dikategorikan layak dan apabila instrument memiliki nilai > 0,8 maka instrument tersebut dikatakan baik.
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah penulis lakukan. Diperoleh bahwa pada variabel Mencegah Kecurangan (Y) memiliki nilai cronbach alpha di atas 0,8 yaitu sebesar 0,850 ini berarti instrument memiliki hasil yang reliabel layak, sehingga instrument atau angket ini
termasuk kepada instrumen reliabel dan konsisten.
3
Uji Asumsi Klasik Regresi
Tabel 8
Hasil
Uji Normalitas
|
Unstandardized Residual |
|
N |
31 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
,0000000 |
Std. Deviation |
,20734351 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
,087 |
Positive |
,075 |
|
Negative |
-,087 |
|
Test Statistic |
,087 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
,200c,d |
|
a. Test distribution is
Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance
Correction. |
||
d. This is a lower bound of
the true significance. |
Sumber :Olah data SPSS, 2020
Data
dikatakan normal apabila nilai asymp.sig berada di atas 0,05. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena memiliki nilai asymp.sig sebesar 0,087 dan nilai ini berada di atas
0,05.
Tabel 9
Hasil
Uji Multikolinieritas
Model |
Collinearity Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
Kompetensi |
0,773 |
1,293 |
Independensi |
0,659 |
1,518 |
|
Profesionalisme |
0,834 |
1,199 |
|
a.
Dependent Variable: Fraud |
Sumber : Olah data SPSS, 2020
Gejala multikolinieritas ditandai
dengan angka tolerance yang
kurang dari 0,1 dan angka VIF di atas 10. Hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa tidak ada
masalah multikolinieritas karena nilai tolerance berada di atas 0,1 dan nilai VIF berada di bawah 10.
Gambar 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Olah
data SPSS, 2020
Uji heteroskedastisitas
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan uji scatterplot.
Jika titik-titik berada di atas dan di bawah garis nol maka dikatakan
tidak memiliki masalah heteroskedastisitas.
Hasil menunjukkan bahwa titik-titik berada di atas dan di bawah garis nol sehingga model regresi tidak memiliki
masalah heteroskedastisitas.
Semua
uji asumsi regresi telah terpenuhi, maka analisis regresi
dapat dilanjutkan dengan tujuan untuk
mencari apakah Kompetensi Auditor Internal, Independensi
Auditor Internaldan Profesionalisme
Auditor Internalberpengaruh terhadap
Mencegah Kecurangan
4. Analisis Regresi Berganda
Tabel
10
Analisis Regresi Berganda
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
Correlations |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
Zero-order |
||||
1 |
(Constant) |
-0,189 |
0,258 |
|
-0,733 |
0,470 |
|
Kompetensi |
0,478 |
0,086 |
0,492 |
5,587 |
0,000 |
0,725 |
|
Independensi |
0,433 |
0,092 |
0,450 |
4,715 |
0,000 |
0,783 |
|
Profesionalisme |
0,253 |
0,081 |
0,266 |
3,137 |
0,004 |
0,486 |
|
a. Dependent Variable: Fraud |
Berdasarkan
hasil perhitungan pada tabel di atas, diperoleh bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = -0,189 + 0,478X1+0,433X2+ 0,253 X3+ e
Nilai koefisien regresi pada variabel-variabel bebasnya menggambarkan apabila diperkirakan variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan nilai variabel bebas lainnya diperkirakan
konstan atau sama dengan nol,
maka nilai variabel terikat diperkirakan bisa naik atau bisa turun
sesuai dengan tanda koefisien regresi variabel bebasnya.
Tanda koefisien regresi variabel bebas menunjukkan arah hubungan dari
variabel yang bersangkutan dengan Pencegahan Kecurangan. Koefisien regresi untuk variabel
bebas X1 bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Kompetensi
Auditor Internal (X1) dengan Pencegahan
Kecurangan (Y). Koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,478 mengandung arti untuk setiap kenaikan
Kompetensi Auditor Internal (X1) sebesar
satu satuan akan menyebabkan meningkatnya Pencegahan Kecurangan (Y) sebesar 0,478 satuan.
Koefisien
regresi untuk variabel bebas X2 bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Independensi Auditor
Internal (X2) dengan Pencegahan
Kecurangan (Y). Koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,433 mengandung arti untuk setiap kenaikan
Independensi Auditor Internal (X2) sebesar satu satuan
akan menyebabkan meningkatnya pencegahan Kecurangan (Y) sebesar 0,433 satuan.
Koefisien
regresi untuk variabel bebas X3 bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Profesionalisme Auditor
Internal(X3) dengan Pencegahan
Kecurangan (Y). Koefisien regresi variabel X3 sebesar 0,253 mengandung arti untuk setiap kenaikan
Profesionalisme Auditor Internal (X3) sebesar satu satuan
akan menyebabkan meningkatnya pencegahan Kecurangan (Y) sebesar 0,253 satuan.
Tabel 11
Pengaruh Kompetensi
(X1), Indepedensi (X2) dan Profesionalisme
Auditor Internal (X3) dalam Pencegahan
Kecurangan (Y)
Coefficientsa |
|||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Correlations |
||
B |
Std. Error |
Beta |
Zero-order |
||||
1 |
(Constant) |
-0,189 |
0,258 |
|
-0,733 |
0,470 |
|
Kompetensi |
0,478 |
0,086 |
0,492 |
5,587 |
0,000 |
0,725 |
|
Independensi |
0,433 |
0,092 |
0,450 |
4,715 |
0,000 |
0,783 |
|
Profesionalisme |
0,253 |
0,081 |
0,266 |
3,137 |
0,004 |
0,486 |
|
a.
Dependent Variable: Fraud |
Sumber
: Hasil Olah Data SPSS,
2020
Tabel 12
Uji Hipotesis Simultan
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
6,678 |
3 |
2,226 |
46,601 |
0,000b |
Residual |
1,290 |
27 |
0,048 |
|
|
|
Total |
7,968 |
30 |
|
|
|
|
a.
Dependent Variable: Fraud |
||||||
b.
Predictors: (Constant), Profesionalisme, Kompetensi ,
Independensi |
Sumber
: Hasil Olah Data SPSS,
2020
Dengan
nilai = 5%; df1=k=3; df2=n-k-1=31-3-1= 27 diperoleh
nilai F tabel sebesar 2,947. Berdasarkan hasil perhitungan Fhitung diperoleh sebesar 46,601 dengan nilai Ftabel sebesar
2,947. Kriteria pengujiannya
adalah, “tolak Ho jika Fhitung> Ftabel”. Karena dari hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung = 46,601> Ftabel =
3,238, maka pada α = 5% diputuskan
untuk menolak H04 sehingga Ha4 diterima. Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Auditor Internal dan Independensi
Auditor Internal dan profesionalisme Auditor Internal
berpengaruh signifikan terhadap Pencegahan Kecurangan.
Tabel
13
Koefisien Determinasi
Model
Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
0,915a |
0,838 |
0,820 |
0,21856 |
a. Predictors: (Constant), Profesionalisme, Kompetensi , Independensi |
||||
b. Dependent Variable: Fraud |
Sumber
: Hasil Pengolahan Data
SPSS, 2020
Berdasarkan
tabel 13 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,915 kemudian nilai koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar 0,838. Artinya ada pengaruh
antara Kompetensi, Independesi dan Profesionalisme
Auditor Internal Internal terhadap
Pencegahan Kecurangan PT
ARI sebesar 83,8% sedangkan
sisanya 16,2% dipengaruhi
oleh variabel-variabel lain yang tidak
peneliti libatkan dalam penelitian ini. Kontribusi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 14
Kontribusi Per Variabel
Variabel |
Beta |
Zero Order |
Kontribusi |
Kompetensi Auditor Internal
(X1) |
0,492 |
0,725 |
35,7% |
Independensi Auditor Internalonal (X2) |
0,450 |
0,783 |
35,2% |
Profesionalisme Auditor Internalonal (X3) |
0,266 |
0,486 |
12,9% |
Total
(R2) |
83,8% |
B.
Pembahasan
Berdasarkan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, maka peneliti akan mengidentifikasi
setiap hasil yang telah didapatkan dari uji regresi linier berganda dan pembahasan dari setiap uji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh Kompetensi Auditor Internal dalam
Mencegah Kecurangan
Berdasarkan
hasil uji regresi antara Komptensi Audit Internal dalam mencegah kecurangan di PT ARI menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan sebesar 0,0478 dalam mencegah kecurangan. Hal ini dapat dikatakan bahwa kualifikasi kompetensi yang dimiliki oleh
auditor internal akan dapat
mempermudah auditor internal dalam
mencegah kecurangan di perusahaan PT ARI. (Elder, 2011)
mengemukakan bahwa kompetensi sebagai keharusan bagi auditor untuk memiliki pendidikan formal di bidang
auditing dan akuntansi, pengalaman
praktik yang memadai bagi pekerjaan yang sedang dilakukan, serta mengikut pendidikan profesional yang berkelanjutan.
Kemudian
dari uji parsial yaitu antara Kompetensi
Auditor Internal dalam mencegah
kecurangan di perusahaan PT
ARI yang dapat dikatakan berpengaruh secara signifikan (nyata) dalam mencegah kecurangan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian oleh (Windasari & Juliarsa, 2016)
yang menunjukkan bahwa Kompetensi auditor internal berpengaruh
positif terhadap pencegahan kecurangan.
2. Pengaruh Indepedensi Auditor Internal dalam
Mencegah Kecurangan
Berdasarkan
hasil uji regresi antara Indepedensi Audit Internal
dengan mencegah kecurangan di PT ARI menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan sebesar 0,0443 dalam mencegah kecurangan. Hal ini dapat dikatakan bahwa kualifikasi indepedensi yang dimiliki oleh
auditor internal akan dapat
mempermudah auditor internal dalam
mencegah kecurangan di perusahaan PT ARI. Mautz dan
Sharaf dalam (Landarica, 2020)
menyatakan bahwa Independensi mencerminkan sikap tidak memihak
serta tidak dibawah pengaruh tekanan atau pihak
tertentu dalam mengambil tindakan dan keputusan.
Kemudian
dari uji parsial yaitu antara Indepedensi
Auditor Internal dalam mencegah
kecurangan di perusahaan PT
ARI yang dapat dikatakan berpengaruh secara signifikan (nyata) dalam mencegah kecurangan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian oleh (Windasari & Juliarsa, 2016)
yang menunjukkan Indepedensi
auditor internal berpengaruh positif
terhadap pencegahan kecurangan.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian
oleh (Wulandari, 2018)
yang menunjukkan bahwa Indepedensi auditor internal sangat berpengaruh
terhadapa pencegahan kecurangan.
3. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal dalam
Mencegah Kecurangan
Berdasarkan
hasil uji regresi antara Profesionalisme Audit
Internal dengan mencegah kecurangan di PT ARI menunjukkan adanya pengaruh secara positif dan signifikan sebesar 0,0253 dalam mencegah kecurangan. Hal ini dapat dikatakan bahwa kualifikasi profesionalisme yang dimiliki
oleh auditor internal akan dapat
mempermudah auditor internal dalam
mencegah kecurangan di perusahaan PT ARI. (Sudarmanto, 2020)
mengemukakan bahwa dalam upaya mencegah
dan mendeteksi terjadinya
fraud membutuhkan kinerja
dan tindakan profesional dari auditor internal karena tidak mungkin fraud bisa dicegah dan dideteksi jika auditor internal tidak menjalankan peranan dan tanggung jawabnya secara professional.
Kemudian
dari uji parsial yaitu antara Profesionalisme
Auditor Internal dalam mencegah
kecurangan di perusahaan PT
ARI yang dapat dikatakan berpengaruh secara signifikan (nyata) dalam mencegah kecurangan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian oleh (Windasari & Juliarsa, 2016)
yang menunjukkan bahwa Profesionalisme auditor internal berpengaruh
positif terhadap pencegahan kecurangan.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian
oleh (Wulandari, 2018)
yang menunjukkan bahwa Profesionalisme auditor internal sangat berpengaruh
terhadapa pencegahan kecurangan.
4. Pengaruh Kompetensi, Indepedensi dan Profesionalisme Auditor Internal dalam
Mencegah Kecurangan
Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya mengenai pengaruh kompetensi, indepedensi dan profesionalisme
auditor internal dalam mencegah
kecurangan masih sangat bervariasi. Dalam beberapa penelitian dibuktikan bahwa kompetensi, indepedensi dan profesionalisme auditor internal berpengaruh
dalam mencegah kecurangan, namun ada juga hasil penelitian yang menunjukkan antara kompetensi, independensi dan profesionalisme
auditor internal tidak semua
diantaranya itu berpengaruh dalam mencegah kecurangan. (Mussa et al., 2020)
menyatakan bahwa pencegahan kecurangan (fraud) merupakan tanggung jawab dari manjemen
perusahaan. Auditor internal bertanggung
jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas langkah-langkah tindakannya yang telah diambil oleh manajemen untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Hasil uji regresi
linier berganda menghasilkan
nilai sig 0,470 < 0,05 sehingga
secara simultan kompetensi, indepedensi dan profesionalisme auditor internal berpengaruh
dalam mencegah kecurangan di PT ARI.
Hasil penelitian ini pun sejalan dengan hasil penelitian
dari (Windasari & Juliarsa, 2016)
yang menunjukkan bahwa Kompetensi, Indepedensi dan Profesionalisme Auditor Internal memiliki
pengaruh dalam mencegah kecurangan di PT ARI.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai Pengaruh Kompetensi, Indepedensi dan Profesionalisme Auditor Internal dalam
Mencegah Kecurangan di
Perusahaan PT ARI, maka peneliti
menarik beberapa kesimpulan yakni, kompetensi auditor internal memiliki
pengaruh positif dan signifikan dalam mencegah kecurangan, namun terdapat nilai kompetensi yang masih rendah yaitu
pengetahuan tentang teori organisasi dan pengetahuan tentang sektor publik. Hal ini berarti ketika
ada peningkatan kompetensi auditor internal, maka
akan meningkatkan pencegahan kecurangan di PT ARI.
Indepedensi auditor
internal memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam mencegah kecurangan, namun terdapat nilai indepedensi yang masih rendah yaitu dalam
melaksanakan pemeriksaan,
auditor internal bebas memilih
kebijakan perusahaan atau manajerial yang akan diperiksa. Hal ini berarti ketika
ada peningkatan indepedensi auditor internal, maka
akan meningkatkan pencegahan kecurangan di PT ARI.
Profesionalisme auditor
internal memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam mencegah kecurangan, namun terdapat nilai profesionalisme yang masih rendah yaitu pengambilan
keputusan disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang dihadapi. Hal ini berarti ketika
ada peningkatan profesionalisme auditor internal, maka
akan meningkatkan pencegahan kecurangan di PT ARI.
Secara simultan kompetensi, indepedensi dan profesionalisme
auditor internal berpengaruh dalam
mencegah kecurangan di PT
ARI Bandung. Artinya ada pengaruh antara kompetensi, indepedensi dan profesionalisme auditor internal dalam
pencegahan kecurangan di PT
ARI sebesar 83,8 %.
Kesimpulan dari penelitian
ini yaitu bahwa auditor internal PT ARI sudah
cukup baik dalam memiliki kompetensi, indepedensi dan profesionalisme sehingga dapat melakukan pencegahan kecurangan yang terjadi di Perusahaan retai PT
ARI.
Bibliografi
Elder, R.
J. (2011). Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia).Google Scholar
Fahmi, M.,
& Syahputra, M. R. (2019). Peranan Audit Internal Dalam Pencegahan (Fraud).
Liabilities (Jurnal Pendidikan Akuntansi), 2(1), 24–36. Google Scholar
Fitrawansyah,
F., & Syahnifah, M. (2018). Pengaruh Independensi Auditor Terhadap
Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)”. Akuntabilitas, 11(2),
245–256. Google Scholar
Ghozali, I.
(2018). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25. Google Scholar
Karyono, A.
K. (2013). Forensic Fraud. Yogyakarta: Penerbit Andi. Google Scholar
Koroy, T.
R. (2008). Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh Auditor Eksternal.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 10(1), 22–23. Google Scholar
Landarica,
B. A. (2020). Pengaruh Independensi, Moral Reasoning dan Skeptisisme
Profesional Auditor Terhadap Kualitas Audit. Coopetition: Jurnal Ilmiah
Manajemen, 11(1), 33–44. Google Scholar
Lötvall,
J., Hill, A. F., Hochberg, F., Buzás, E. I., Di Vizio, D., Gardiner, C., Gho,
Y. S., Kurochkin, I. V, Mathivanan, S., & Quesenberry, P. (2014). Minimal
experimental requirements for definition of extracellular vesicles and their
functions: a position statement from the International Society for
Extracellular Vesicles. Taylor & Francis. Google Scholar
Meilasari,
A. D., & Justinia Castellani, S. E. (2018). Pengaruh Skeptisisme
Profesional Dan Independensi Auditor Terhadap Upaya Pendeteksian Kecurangan
(Survey pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung). Perpustakaan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpas Bandung. Google Scholar
Mussa, N.
V., Persulessy, G., & Hiariej, N. (2020). Pencegahan Kecurangan (Fraud) Pada
PerusahanUmum. Kupna Jurnal: Kumpulan Artikel Akuntansi, 1(1), 41–50. Google Scholar
Pradnyawati,
N. I. P. (2019). Pengaruh Kemampuan Auditor Investigatif Dan Pengalaman Auditor
Investigatif Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian
Kecurangan (Studi Pada Perwakilan Bpkp Provinsi Bali). Google Scholar
Rasyad, R.
(2003). * Metode Statistik Deskriptif Utk Umum. Grasindo. Google Scholar
Sawyer, B.
L., Dittenhofer, M., & Scheiner, J. (2006). Sawyer’s internal audit. Audit
Internal Sawyer. Jakarta: Salemba Empat. Google Scholar
Soedibjo,
B. S. (2013). Pengantar Metodologi Penelitian. Bandung: STIE-STMIK Pasim. Google Scholar
Sudarmanto,
E. (2020). Manajemen Risiko: Deteksi Dini Upaya Pencegahan Fraud. Jurnal
Ilmu Manajemen, 9(2), 107–121. Google Scholar
Susilawati,
S. (2014). Pengaruh profesionalisme dan independensi auditor internal terhadap
kualitas audit: studi pada inspektorat Propinsi jawa barat. Etikonomi, 13(2). Google Scholar
Wardhani,
F. N., & ARIFIN, A. (2014). Pengaruh Komponen Keahlian Auditor dalam
Mendeteksi Kecurangan (Studi Empiris pada Eksternal Auditor di Semarang). Fakultas
Ekonomika dan Bisnis. Google Scholar
Widilestariningtyas,
O., & Akbar, R. T. (2014). Pengaruh Audit Internal Terhadap Risiko Fraud
(Survei Pada Pt. Bri Di Wilayah Bandung). Jurnal Riset Akuntansi, 6(1). Google Scholar
Windasari,
M. Y., & Juliarsa, G. (2016). Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan
Profesionalisme Auditor Internal dalam Mencegah Kecurangan pada BPR di
Kabupaten Badung. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 17(12),
1924–1952. Google Scholar
Wulandari,
D. N. (2018). Pengaruh pengendalian internal, kesadaran anti-fraud, integritas,
independensi, dan profesionalisme terhadap pencegahan kecurangan. SKRIPSI-2018. Google Scholar
Copyright holder : Johan Erwin Panjaitan, Fitriana, Didin Saepudin (2021). |
First publication right
: This article is licensed under: |