Jurnal Syntax Transformation |
Vol. 2 No. 12, Desemberr 2021 |
p-ISSN : 2721-3854 e-ISSN : 2721-2769 |
Sosial Sains |
Alvin Yosua
Universitas Budi Luhur, Jakarta, Indonesia
Email: alvin.josu@gmail.com
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima September 2021 Direvisi 6 Desember 2021 Disetujui 17 Desember 2021 |
Asuransi merupakan suatu mekanisme perlindungan terhadap harta yang dimiliki dimana didalamnya terdapat pihak tertanggung yang membayar sejumlah premi kepada pihak penanggung guna mendapatkan penggantian rugi atas risiko yang mungkin akan terjadi di masa yang akan dating. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh manajemen laba dan asimteri informasi terhadap cost of equity. Penelitian kuantitatif ini menggunakan data sekunder dan dengan metode pengambilan sampel berupa purposive sampling diperoleh 100 perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI dari tahun 2015-2019 sebagai sampel. Pengolahan analisa data menggunakan software SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba dan asimetri informasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of equity. Demikian juga secara bersama-sama menunjukkan bahwa manajemen laba dan asimetri informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap cost of equity. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pemegang saham mengenai pentingnya melakukan pengamatan yang lebih terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan agar tidak salah dalam pengambilan keputusan berinvestasi.
ABSTRACT Insurance is a mechanism of protection against property owned where there is an insured party who pays a certain amount of premiums to the insurer to get compensation for the risks that may occur in the future. This study aims to determine the effect of earnings management and information assimilation on the cost of equity. This quantitative research uses secondary data and the sampling method in the form of purposive sampling, obtained 100 consumer goods companies listed on the IDX from 2015- 2019 as samples. Processing of data analysis using SPSS version 23 software. The results show that earnings management and information asymmetry partially do not have a significant effect on cost of equity. Likewise, together it shows that earnings management and information asymmetry do not have a significant effect on the cost of equity. It is hoped that this research can provide information to shareholders about the importance of making more observations on the quality of the company's financial statements so that they are not wrong in making investment decisions. |
Kata Kunci: Pemegang Saham, Cost of Equity, Manajemen Laba, Asimetri Informasi.
Keywords: shareholders, Cost of Equity, Earnings Management, Information Asymmetry |
Pendahuluan
Ditengah volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA) membuat beberapa kondisi dan situasi menjadi sulit, ketidakmampuan seseorang dalam mengelola perencanaan keuangan menjadi permasalahan yang berisiko tinggi dan dapat berakhir dengan kebangkrutan, perceraian, serta kemiskinan (Hastuti et al., 2020).
Asuransi merupakan suatu mekanisme perlindungan terhadap harta yang dimiliki dimana didalamnya terdapat pihak tertanggung yang membayar sejumlah premi kepada pihak penanggung guna mendapatkan penggantian rugi atas risiko yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Asuransi dapat bermanfaat sebagai alat penyebaran risiko (SYAFIRA, 2021). Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan (Al Farid, 2018).
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), masyarakat Indonesia yang memiliki polis asuransi jiwa baru mencapai 6,6%. Ini berarti 93,4% masyarakat Indonesia masih belum terlindungi asuransi (Keuangan, 2017). Salah satu Perusahaan Asuransi di Indonesia yang melirik adanya peluang dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yaitu Prudential Indonesia (Ichsan, 2014). Hal tersebut memicu Prudential untuk semakin memperkuat komitmen dalam menghadirkan berbagai produk dan layanan yang inovatif guna memenuhi kebutuhan perlindungan dan rencana keuangan jangka panjang untuk masyarakat Indonesia (Sisca et al., 2021).
Pada tahun 2019 Prudential berhasil mencapai pendapatan premi bruto yaitu hampir 25 triliun, namun pada tahun 2020 Prudential mengalami sedikit penurunan yaitu hanya 23,7 triliun, guna meningkatkan literasi dan iklusi keuangan kepada masyarakat serta meningkatkan pendapatan pada tahun 2021 saat ini, maka diperlukan penelitian tentang Pengaruh Personal Selling, Brand Image, dan Kualitas Produk terhadap Kepercayaan (Trust) Konsumen serta dampaknya pada Keputusan Pembelian Polis Asuransi Prudential.
Metode Penelitian
Penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif, karena data penelitian yang berupa angka dan dari angka yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut (Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan data primer sebagai sumber data. Data primer diambil dari responden yang belum menjadi nasabah Prudential. Untuk memperoleh data primer peneliti menyebarkan kuesioner dengan menggunakan instrument skala likert dengan jawaban berupa skor interval 1-5.
Penelitian ini yang menjadi populasi adalah calon nasabah Prudential yang sudah berpenghasilan. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode non-probability sampling dengan teknik purposive sampling (Nurlan, 2019). Teknik purposive sampling yaitu teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representative (Rukajat, 2018). Syarat dan pertimbangan untuk sampel dalam penelitan ini adalah responden dengan kriteria memiliki penghasilan dan sehat.
Pada penelitian ini terdapat 3 variabel independen dan 7 arah panah menuju konstruk pada level signifikansi 5% dan tingkat determinasi 0.25. Untuk penggunaan sampel berkisar antara 80 sampai dengan 100 sampel sehingga ukuran sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan jumlah maksimal sampel yaitu 100 sampel.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Setiawan, 2017) Analisis pengaruh personal selling, brand image, dan kualitas produk terhadap kepercayaan konsumen serta dampaknya pada keputusan pembelian akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Partial Least Square (PLS). Partial Least Square (PLS) adalah teknik statistika multivarian yang melakukan perbandingan antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda (Eko, 2016). PLS merupakan salah satu metode statistika Structural Equation Model (SEM) berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data (Ulum, 2014).
Tahap-tahap dalam analisis PLS ini meliputi tahap pengujian outer model dan tahap pengujian inner model (Rifai, 2015). Tahap pengujian outer model digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas seluruh indikator dalam mengukur konstruknya, sedangkan pengujian inner model digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Tabel 1
Tabel Panduan Menentukan Ukuran Sampel Menurut Pendekatan Cohen (1992)
Jumlah maksimal arah panah menuju konstruk |
Tingkat (level) Signifikan |
|
|||||||||||
1% |
5% |
10% |
|
||||||||||
Minimum R2 |
Minimum R2 |
Minimum R2 |
|
||||||||||
0,10 |
0,25 |
0,50 |
0,75 |
0,10 |
0,25 |
0,50 |
0,75
|
0,10 |
0,25 |
0,50 |
0,75 |
|
|
2 |
158 |
75 |
47 |
38 |
110 |
52 |
33 |
26 |
88 |
41 |
26 |
21 |
|
3 |
176 |
84 |
53 |
42 |
124 |
59 |
38 |
30 |
100 |
48 |
30 |
25 |
|
4 |
191 |
91 |
58 |
46 |
137 |
65 |
42 |
33 |
111 |
53 |
34 |
27 |
|
5 |
205 |
98 |
62 |
50 |
147 |
70 |
45 |
36 |
120 |
58 |
37 |
30 |
|
6 |
217 |
103 |
66 |
53 |
157 |
75 |
48 |
39 |
128 |
62 |
40 |
32 |
|
7 |
228 |
109 |
69 |
56 |
166 |
80 |
51 |
41 |
136 |
66 |
42 |
35 |
|
8 |
238 |
114 |
73 |
59 |
174 |
84 |
54 |
44 |
143 |
69 |
45 |
37 |
|
9 |
247 |
119 |
76 |
62 |
181 |
88 |
57 |
46 |
150 |
73 |
47 |
39 |
|
10 |
256 |
123 |
79 |
64 |
189 |
91 |
59 |
48 |
156 |
76 |
49 |
41 |
|
Hasil dan Pembahasan
A. Pengujian Outer Model
1. Validitas Konvergen
Uji validitas konvergen dilakukan dengan melihat nilai loading factor masing-masing indikator terhadap konstruknya. (Gupta et al., 2016) mengungkapkan bahwa validitas konvergen merupakan validitas konstruk yang mengukur sejauh mana suatu konstruk berkorelasi positif dengan konstruk-konstruk yang lain. Menurut (Tanti Handriana, 2015) juga memaparkan bahwa validitas konvergen tercapai saat standardized loading estimate >0,5. Oleh karena itu, maka penelitian ini menggunakan batas loading factor sebesar 0,6
.
Gambar 1
Hasil Estimasi Model PLS dengan Teknik Algorithm
Nilai loading factor masing-masing indikator, validitas konvergen juga harus dinilai dari nilai Average Variance Extracted (AVE) masing -masing konstruk, seluruh konstruk dalam model PLS dinyatakan telah memenuhi validitas konvergen jika nilai AVE masing-masing konstruk >0,5. Nilai AVE masing-masing konstruk selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2
Pengukuran Construct Reliability & Validity
|
Cronbach’s Alpha |
rho_A |
Composite Reliability |
Average Variance Extracted (AVE) |
Brand Image |
0.808 |
0.811 |
0.867 |
0.568 |
Buying Decision |
0.806 |
0.822 |
0.862 |
0.512 |
Personal Selling |
0.804 |
0.821 |
0.86 |
0.511 |
Product Quality |
0.772 |
0.786 |
0.834 |
0.523 |
Trust |
0.751 |
0.763 |
0.812 |
0.592 |
2. Validitas Deskriminan
Validitas deskriminan dilakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing variabel laten berbeda dengan variabel lainnya. Validitas deskriminan dapat dilihat dari nilai cross loading masing-masing indikator terhadap konstruknya, indikator dinyatakan memenuhi kriteria validitas deskriminan jika cross loading indikator terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan dengan nilai cross loading indikator terhadap konstruk lainnya.
Tabel 3
Cross Loading Indikato
|
Personal Selling |
Brand Image |
Product Quality |
Trust |
Buying Decision |
Aproaching |
0.706 |
0.438 |
0.471 |
0.237 |
0.446 |
Prospecting |
0.726 |
0.458 |
0.537 |
0.443 |
0.435 |
Overcoming |
0.716 |
0.533 |
0.504 |
0.483 |
0.544 |
Closing |
0.807 |
0.66 |
0.524 |
0.305 |
0.477 |
FollowUp |
0.848 |
0.695 |
0.569 |
0.443 |
0.558 |
Associaton |
0.548 |
0.811 |
0.468 |
0.374 |
0.54 |
Attitude |
0.539 |
0.76 |
0.394 |
0.38 |
0.541 |
Benefit |
0.326 |
0.676 |
0.52 |
0.278 |
0.536 |
Identity |
0.713 |
0.761 |
0.581 |
0.302 |
0.556 |
Personality |
0.642 |
0.754 |
0.655 |
0.373 |
0.55 |
Feature |
0.541 |
0.39 |
0.672 |
0.393 |
0.483 |
Performance |
0.455 |
0.598 |
0.725 |
0.49 |
0.58 |
Quality |
0.407 |
0.447 |
0.63 |
0.34 |
0.421 |
Reliability |
0.479 |
0.567 |
0.788 |
0.354 |
0.592 |
Servicability |
0.545 |
0.441 |
0.718 |
0.582 |
0.483 |
Ability |
0.454 |
0.461 |
0.512 |
0.718 |
0.493 |
Benevolence |
0.28 |
0.222 |
0.465 |
0.726 |
0.384 |
Integrity |
0.438 |
0.347 |
0.456 |
0.855 |
0.604 |
Merek |
0.474 |
0.407 |
0.476 |
0.515 |
0.734 |
Metode |
0.481 |
0.546 |
0.57 |
0.492 |
0.699 |
Penyalur |
0.516 |
0.627 |
0.607 |
0.478 |
0.813 |
Produk |
0.387 |
0.423 |
0.512 |
0.512 |
0.723 |
Waktu |
0.584 |
0.678 |
0.56 |
0.478 |
0.796 |
3. Reliabilitas Komposit
Reliabilitas konstruk dapat dinilai dari nilai Crombachs Alpha dan nilai Composite Reliability dari masing-masing konstruk. Nilai composite reliability dan cronbachs alpha yang disarankan adalah lebih dari 0,7, namun pada penelitian pengembangan, oleh karena batas loading factor yang digunakan rendah (0,5) maka nilai composite reliability dan crombachs alpha rendah masih dapat diterima selama persyaratan validitas konvergen dan validitas deskriminan telah terpenuhi.
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas Komposit
|
Cronbach’s Alpha |
rho_A |
Composite Reliability |
Average Variance Extracted (AVE) |
Bran Image |
0.808 |
0.811 |
0.867 |
0.568 |
Buying Decision |
0.806 |
0.822 |
0.862 |
0.512 |
Personal Selling |
0.804 |
0.821 |
0.86 |
0.511 |
Product Quality |
0.772 |
0.786 |
0.834 |
0.523 |
Trust |
0.751 |
0.763 |
0.812 |
0.592 |
4. Pengujian Inner Model
a. Goodness of fit model
Setelah dipenuhi validitas dan reliabiliats konstruk pada tahap pengujian outer model, pengujian dilanjutkan pada pengujian Goodness of fit model. Fit model PLS dapat dilihat dari nilai SRMR model. Model PLS dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit model jika nilai SRMR <0,10 dan model dinyatakan perfect fit jika nilai SRMR < 0,08.
Tabel 5
Goodness of fit Model
|
Saturated Model |
Estimated Model |
SRMR |
0.092 |
0.092 |
d_ULS |
2.642 |
2.642 |
d_G |
1.34 |
1.34 |
Chi_Square |
643.537 |
643.537 |
NFI |
0.55 |
0.55 |
b. Pengaruh Langsung
Uji signifikansi pengaruh langsung digunakan untuk menguji pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
Ho: variabel eksogen tidak berpengaruh positif terhadap variabel endogen
Ha: variabel eksogen berpengaruh positif terhadap variabel endogen
Sehubungan hipotesis penelitian merupakan hipotesis 1 arah, maka Ho ditolak dan disimpulkan bahwa variabel eksogen berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen jika nilai P value <0,05 dan t hitung >1,65 sedangkan jika nilai p value >0,05 dan t hitung <1,65 maka Ho tidak ditolak dan disimpulkan bahwa variabel eksogen tidak berpengaruh terhadap variabel endogen.
Dari hasil uji signifikansi tersebut selanjutnya juga dapat diketahui arah hubungan pengaruh variabel eksogen terhadap endogen. Arah hubungan tersebut dapat diketahui dari nilai original sampel masing-masing hubungan pengaruh. Apabila arah hubungan pengaruh bertanda positif maka pengaruh variabel eksogen terhadap endogen adalah positif/searah sedangkan apabilai original sampel bertanda negatif maka arah hubungan pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah berlawanan. Hasil estimasi model sebagai acaun untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3
Hasil Estimasi Model PLS Bootstrapping
Berdasarkan hasil estimasi model PLS dengan teknik bootstrapping di atas, dapat dilihat bahwa beberapa jalur tidak signifikan karena nilai p value > 0,05. Hasil uji signifikansi pengaruh langsung ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Hasil Pengujian Pengaruh Parsial
|
Original Sample (o) |
Sample Mean (M) |
S td.Deviation (S TDEV) |
T S tatistick (|O/S TDEV|) |
P Values |
Brand Image-Buying Decision |
0.447 |
0.444 |
0.092 |
4.872 |
0.000 |
Brand Image-Trust |
-0.059 |
-0.065 |
0.093 |
0.628 |
0.530 |
Personal Selling-Buying Decision |
0 |
0 |
0.09 |
0.005 |
0.996 |
Personal Selling-Trust |
0.207 |
0.209 |
0.104 |
1.993 |
0.047 |
Product Quality-Buying Decision |
0.251 |
0.252 |
0.092 |
2.732 |
0.007 |
Product Quality-Trust |
0.517 |
0.522 |
0.096 |
5.377 |
0.000 |
Trust-Buying Decision |
0.272 |
0.276 |
0.082 |
3.332 |
0.001 |
Variabel personal selling berpengaruh positif dan signifikan terhadap trust dengan nilai p value yang diperoleh adalah sebesar 0,047 dengan T statistik sebesar 1,993 dan koefisien jalur bertanda positif sebesar 0,207. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi personal selling tenaga pemasar Prudential maka semakin tinggi kepercayaan konsumen.
Variabel brand image berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap trust dengan nilai p value yang diperoleh adalah sebesar 0,530 dengan T statistik sebesar 0,628 dan koefisien jalur bertanda negatif sebesar -0,059. Hal ini menunjukkan bahwa brand image Prudential tidak berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen.
Variabel product quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap trust dengan nilai p value yang diperoleh adalah sebesar 0,000 dengan T statistik sebesar 5,377 dan koefisien jalur bertanda positif sebesar 0,517. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas produk Prudential maka semakin tinggi kepercayaan konsumen.
Variabel personal selling berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap buying decision dengan nilai p value yang diperoleh adalah sebesar 0,996 dengan T statistik sebesar 0,005 dan koefisien jalur bertanda positif sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa personal selling tenaga pemasar Prudential tidak mempengaruhi keputusan pembelian.
Variabel brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap buying decision dengan nilai p value yang diperoleh adalah sebesar 0,000 dengan T statistik sebesar 4,872 dan koefisien jalur bertanda positif sebesar 0,447. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi brand image Prudential maka semakin tinggi keputusan pembelian.
Variabel product quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap buying decision dengan nilai p value yang diperoleh adalah sebesar 0,007 dengan T statistik sebesar 2,732 dan koefisien jalur bertanda positif sebesar 0,251. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas produk Prudential maka semakin tinggi keputusan pembelian.
Variabel trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap buying decision dengan nilai p value yang diperoleh adalah sebesar 0,001 dengan T statistik sebesar 3,332 dan koefisien jalur bertanda positif sebesar 0,272. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan konsumen maka semakin tinggi keputusan pembelian.
a. Pengaruh Tidak Langsung
Penelitian ini, variabel kepercayaan konsumen berperan sebagai pemediasi pengaruh personal selling, brand image, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian, guna menguji signifikansi peran kepercayaan konsumen dalam memediasi pengaruh personal selling, brand image, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:
Ho: Kepercayaan konsumen tidak dapat memediasi pengaruh personal selling, brand image, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian
Ha: Kepercayaan konsumen dapat memediasi pengaruh personal selling, brand image, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian
Taraf signifikansi 5% maka Ho ditolak jika p value <0,05 dan Ho diterima jika p value >0,05.
Tabel 7
Tabel Hasil Pengujian Pengaruh Tidak Langsung
|
Original Sample (O) |
Sample Mean (M) |
S td. Deviation (S TDEV) |
T Statistick (O/STDEV|)
|
P Values |
Brand Image-Trust-Buying Decision |
0.016 |
|
0.008 |
2.104 |
0.023 |
Personal Selling –Trust-Buying-Decision |
0.56 |
|
0.009 |
6.602 |
0.000 |
Product Quality –Trust-Buying Decision |
0.141 |
|
0.008 |
17.864 |
0.000 |
Pengaruh tidak langsung personal selling terhadap keputusan pembelian dengan dimediasi oleh kepercayaan konsumen (personal selling→trust→buying decision) diperoleh nilai p value sebesar 0,000 dengan T statistik sebesar 6,602. Oleh karena nilai p value yang diperoleh <0,05 maka Ha diterima dan disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen memediasi pengaruh tidak langsung personal selling terhadap keputusan pembelian.
Pengaruh tidak langsung brand image terhadap keputusan pembelian dengan dimediasi oleh kepercayaan konsumen (brand image→trust→buying decision) diperoleh nilai p value sebesar 0,023 dengan T statistik sebesar 2,104. Oleh karena nilai p value yang diperoleh <0,05 maka Ha diterima dan disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen memediasi pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian.
Pengaruh tidak langsung kualitas produk terhadap keputusan pembelian dengan dimediasi oleh kepercayaan konsumen (product quality→trust→buying decision) diperoleh nilai p value sebesar 0,000 dengan T statistik sebesar 17,864. Oleh karena nilai p value yang diperoleh <0,05 maka Ha diterima dan disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen memediasi pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Pada analisis PLS, koefisien determinasi dilihat dari nilai R square dengan nilai antara 0 -1. Semakin tinggi R square maka semakin tinggi besar kontribusi variabel eksogen terhadap endogen.
Tabel 8
Koefisien Determinasi
|
Rsquare |
R S quare Adjusted |
Buying Decision |
0.688 |
0.675 |
Trust |
0.40 |
0.381 |
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai adjusted R Square variabel kepercayaan konsumen (trust) adalah sebesar 0,381, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh personal selling, brand image dan kualitas produk terhadap kepercayaan konsumen adalah sebesar 38,1%, sedangkan sisanya sebesar 61,9% variansi kepercayaan konsumen dipengaruhi faktor lain di luar personal selling, brand image dan kualitas produk.
Nilai adjusted R square keputusan pembelian adalah sebesar 0,675. Hal ini menunjukkan bahwa besar kontribusi personal selling, brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 67,5%, sedangkan sisanya sebanyak 32,5% variansi keputusan pembelian dipengaruhi faktor lain di luar personal selling, brand image dan kualitas produk.
c. Perbandingan Pengaruh Langsung dan Intervening
Untuk mengetahui apakah variabel trust berperan sebagai intervening atau mediating variabel dapat dilakukan dengan membandingkan pengaruh langsung variabel eksogen (personal selling, brand image dan kualitas produk) terhadap variabel endogen (keputusan pembelian) dengan pengaruh langsung variabel eksogen (personal selling, brand image dan kualitas produk) terhadap variabel mediating/intervening (trust) ditambah dengan pengaruh langsung variabel intervening/mediating (trust) terhadap variabel endogen (keputusan pembelian). Hasil pengujian peran mediating/intervening dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9
Hasil Uji Peran Mediating/Intervening
Pengaruh Langsung |
Koefisien Jalur |
Pengaruh Melalui intervening |
Koefisien Jalur |
Keterangan |
Personal Selling-Buying Decision |
0.000 |
(PS –TRUST) + (TRUST – BD) |
0.479 |
Memediasi Penuh |
Brand Image-Buying Decision |
0.447 |
(BI – TRUST) + (TRUST – BD) |
0.213 |
Tidak Mediasi |
Product Quality-Trust |
0.251 |
(PQ – TRUST) + (TRUST – BD) |
0.789 |
Memediasi Sebagia |
Personal Selling-Trust |
0.207 |
|
|
|
Brand Image-Trust |
-0.059 |
|
|
|
Product Quality-Trust |
0.517 |
|
|
|
Trust-Buying Decision |
0.272 |
|
|
|
Pengaruh langsung personal selling terhadap keputusan pembelian sebesar 0,000. Pengaruh personal selling terhadap trust ditambah pengaruh trust terhadap keputusan pembelian sebesar 0,479. Oleh karena itu pengaruh melalui intervening variabel lebih besar jika dibandingkan pengaruh langsung personal selling terhadap keputusan pembelian. Mengingat pengaruh personal selling secara langsung tidak signifikan, maka trust memediasi secara penuh (fully mediating) pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian.
Pengaruh langsung brand image terhadap terhadap keputusan pembelian sebesar 0,447. Pengaruh brand image terhadap trust ditambah pengaruh trust terhadap keputusan pembelian sebesar 0,213. Dengan demikian pengaruh melalui intervening variabel lebih kecil jika dibandingkan pengaruh langsung brand image terhadap keputusan pembelian. Mengingat pengaruh langsung brand image terhadap keputusan pembelian signifikan, sedangkan nilai mediating/intervening lebih kecil dari pengaruh langsungnya, maka trust tidak memediasi pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian.
Pengaruh langsung kualitas produk terhadap keputusan pembelian sebesar 0,251. Pengaruh kualitas produk terhadap trust ditambah pengaruh trust terhadap keputusan pembelian sebesar 0,789. Dengan demikian pengaruh melalui intervening variabel lebih besar jika dibandingkan pengaruh langsung kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Mengingat pengaruh kualitas produk secara langsung signifikan, maka trust memediasi secara penuh parsial (partially mediating) pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
d. Pengaruh Simultan
Penelitian ini selain dianalisis mengenai pengaruh parsial personal selling, brand image dan kualitas produk terhadap kepercayaan konsumen dan keputusan pembelian juga akan dianalisis mengenai pengaruh simultan personal selling, brand image dan kualitas produk terhadap kepercayaan konsumen dan keputusan pembelian polis asuransi Prudential. Menguji signifikansi pengaruh simultan ini maka dilakukan pengujian pengaruh simultan dengan menggunakan uji F, adapun hipotesis pengujian yang digunakan dalam uji pengaruh simultan ini adalah sebagai berikut:
Ho: personal selling, brand image dan kualitas produk secara simultan tidak berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen/keputusan pembelian.
Ha: personal selling, brand image dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen/keputusan pembelian.
Menggunakan taraf signifikansi 5% maka Ho ditolak jika p value <0,05 dan Ho diterima jika p value >0,05. Dalam melakukan uji F, model PLS yang diestimasi diubah sehingga tidak mengaitkan pengaruh kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian, hal ini karena hipotesis 9 dalam penelitian ini hanya dilakukan untuk menguji personal selling, brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian tanpa memasukkan kepercayaan konsumen sebagai prediktor dari keputusan pembelian. Berikut ini adalah hasil estimasi model PLS yang akan digunakan untuk melakukan Uji F sebagai acuan untuk menguji hipotesis 8 dan 9 dalam penelitian ini:
Gambar 4
Spesifikasi Model PLS Untuk Hipotesis 8 & 9
Berdasarkan hasil estimasi model pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa nilai R2 variabel kepercayaan konsumen adalah 0,423 dan nilai R2 keputusan pembelian sebesar 0,641.
Maka diperoleh hasil perhitungan F hitung sebagai berikut:
Tabel 10
Hasil Uji Pengaruh Simultan
R |
R^2 |
k |
(1-R^2)/(n-k-1) |
F Hitung |
Sig |
0.423 |
0.179 |
3 |
0.060 |
6.973 |
0.000 |
|
0.821 |
96 |
0.009 |
|
|
0.641 |
0.411 |
4 |
0.103 |
16.564 |
0.000 |
|
0.589 |
95 |
0.006 |
|
|
Nilai F hitung pada uji pengaruh langsung personal selling, brand image dan kualitas produk terhadap kepercayaan konsumen adalah sebesar 6,973, nilai F hitung yang diperoleh > F tabel sehingga Ho ditolak dan disimpulkan bahwa secara simultan, personal selling, brand image dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen.
Nilai F hitung pada uji pengaruh langsung personal selling, brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 16,654, nilai F hitung yang diperoleh > F tabel sehingga Ho ditolak dan disimpulkan bahwa secara simultan, personal selling, brand image dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji berdasarkan hasil analisis PLS. Berikut ini adalah ringkasan hasil pengujian hipotesis berdasarkan hasil analisis PLS yang telah dilakukan dalam penelitian ini:
Tabel 11
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis |
|
Original Sample (O) |
Sample Mean (M) |
S td.Deviation (STDEV) |
TStatistica (|O/STDEV|) |
P Values |
Keterangan |
1 |
Personal Selling-Trust |
0.207 |
0.209 |
0.104 |
1.993 |
0.047 |
Diterima |
2 |
Brand Image-Trust |
-0.059 |
-0.065 |
0.093 |
0.628 |
0.530 |
Ditolak |
3 |
Product Quality-Trust |
0.517 |
0.522 |
0.096 |
5.377 |
0.000 |
Diterima |
4 |
Personal Selling-Buying Decision |
0.000 |
0.000 |
0.090 |
0.005 |
0.996 |
Ditolak |
5 |
Brand Image-Buying Decision |
0.447 |
0.444 |
0.092 |
4.872 |
0.000 |
Diterima |
6 |
Product Quality-Buying Decision |
0.251 |
0.252 |
0.092 |
2.732 |
0.007 |
Diterima |
7 |
Trust-Buying Decision |
0.272 |
0.276 |
0.082 |
3.332 |
0.001 |
Diterima |
8 |
(Personal Selling+Bran Image+Product Quality) - Trust |
F Hitung |
6.973 |
0.000 |
Diterima |
||
9 |
(Personal Selling –Brand Image-Trust) – Buying Decision
|
F Hitung |
16.654 |
0.000 |
Diterima |
||
10 |
Brand Image-Trust – Buying Decision
|
0.016 |
|
0.008 |
2.104 |
0.023 |
Diterima |
Personal Selling – Trust – Buying Decision |
0.056 |
|
0.009 |
6.602 |
0.000 |
Diterima |
Kesimpulan
Personal selling berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan konsumen, dimensi personal selling menunjukan follow-up service memiliki validitas paling tinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya, sehingga semakin baik personal selling tenaga pemasar Prudential maka semakin tinggi kepercayaan konsumen.
Brand image berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepercayaan konsumen, hal ini menunjukkan bahwa brand image Prudential tidak mempengaruhi kepercayaan konsumen.
Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan konsumen, dimensi kualitas produk menunjukan reliability memiliki validitas paling tinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya, sehingga semakin baik kualitas produk Prudential maka semakin tinggi kepercayaan konsumen.
Personal selling berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik personal selling tenaga pemasar Prudential maka semakin tinggi keputusan pembelian. personal selling tenaga pemasar Prudential menjadi salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya penjualan polis asuransi.
Brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dimensi brand image menunjukan brand association memiliki validitas paling tinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya, sehingga semakin baik brand image Prudential maka semakin tinggi keputusan pembelian polis asuransi.
Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas produk Prudential maka semakin tinggi keputusan pembelian. Kualitas produk Prudential menjadi salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya penjualan polis asuransi.
Kepercayaan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dimensi kepercayaan konsumen menunjukan integrity memiliki validitas paling tinggi dibandingkan dengan dimensi lainnya, sehingga semakin baik kepercayaan konsumen Prudential maka semakin tinggi keputusan pembelian polis asuransi.
Personal selling, brand image, dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen dengan besar kontribusi sebesar 42,3%.
Personal selling, brand image, dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan besar kontribusi sebesar 64,1%.
Kepercayaan konsumen memediasi pengaruh personal selling, brand image dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Asuransi merupakan bisnis yang mendasarkan pada kepercayaan konsumen, semakin besar kepercayaan konsumen semakin besar potensi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian untuk keluarga dan kerabatnya.
Bibliografi
Al Farid, M. (2018). Analisis Kualitas Layanan Claim Asuransi Jiwa Pada Pt. Prudential Life Assurance Cabang Kota Pekanbaru. Universitas Islam Riau.Google Scholar
Eko, S. (2016). Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dan Principal Component Regression (PCR) Untuk Mengatasi Multikolinearitas Pada Model Regresi Linear Berganda. Universitas Negeri Semarang. Google Scholar
Gupta, S., Malhotra, N. K., Czinkota, M., & Foroudi, P. (2016). Marketing innovation: A consequence of competitiveness. Journal of Business Research, 69(12), 5671–5681. Google Scholar
Hastuti, P., Nurofik, A., Purnomo, A., Hasibuan, A., Aribowo, H., Faried, A. I., Tasnim, T., Sudarso, A., Soetijono, I. K., & Saputra, D. H. (2020). Kewirausahaan dan UMKM. Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Ichsan, N. (2014). Analisa swot, prospek dan strategi pengembangan asuransi syariah di Indonesia. Google Scholar
Keuangan, O. J. (2017). Otoritas Jasa Keuangan. Salinan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor, 65. Google Scholar
Nurlan, F. (2019). Metodologi penelitian kuantitatif. CV. Pilar Nusantara. Google Scholar
Rifai, A. (2015). Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk mengukur ekspektasi penggunaan repositori lembaga: Pilot studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Al-Maktabah, 14(1). Google Scholar
Rukajat, A. (2018). Pendekatan penelitian kuantitatif: quantitative research approach. Deepublish. Google Scholar
Setiawan, A. (2017). “Pengaruh Personal Selling Dan Brand Trust Terhadap Keputusan Pembelian Polis Asuransi Jiwa Pt. Asuransi Allianz Life Indonesia”(Studi kasus di Kabupaten Jombang). STIE PGRI DEWANTARA. Google Scholar
Sisca, S., Simarmata, H. M. P., Grace, E., Purba, B., Dewi, I. K., Silalahi, M., Fajrillah, F., Sudarso, A., & Sudarmanto, E. (2021). Manajemen Inovasi. Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Google Scholar
Syafira, S. (2021). Sistem Akuntansi Pembayaran Premi Asuransi Syariah Pada Pt. Asuransi Ramayana Tbk Unit Syariah. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (Stei) Jakarta. Google Scholar
Tanti Handriana, D. (2015). Peran Komitmen dalam Pemasaran Relasional Untuk Konteks Hubungan B2C. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE), 22(2), 97–112. Google Scholar
Ulum, M. (2014). Analisis structural equation modeling (SEM) untuk sampel kecil dengan pendekatan partial least square (PLS). Google Scholar
Alvin Yosua (2021).
|
First publication right :
This article is licensed under: |