Volume 4, No. 5 May 2023

p-ISSN  2721-3854 | e-ISSN 2721-2769

DOI: 


 

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SDN PORIS PELAWAD 3 KOTA TANGERANG BANTEN

 

Nasa

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta, Indonesia

Email: anasshadila@gmail.com

 

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mcnganalisis dan mengevaluasi program Ekstra kurikuler Pramuka di SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Banten. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru, komite sekolah, wali murid dan murid. Analisis evaluasi menggunakan model evaluasi CIPP (Context Input Process dan Product). Penelitian dilatar belakangi oleh kondisi kurang efisiensinya kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka, dan peranan guru-guru dalam memotivasi kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan yang berlangsung dalam setiap pekannya dirasa kurang maksimal dan efisien. Terlihat sangat sedikit sekali siswa-siswa yang benninat ikut latihan pramuka. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini Contect nya adalah karena siswa yang belum memiliki nilainilai atau norma-norma penghayatan akhlak mulia. Inputnya beragam karena siswa berasal dari latar belakang ekonomi, sosial, budaya dan latar belakang pendidikan orang serta fasilitas sarana dan prasarana masih belum memadai. Process nya sudah baik, karena semua kegiatan atau program kerja pramuka sudah dapat terlaksana dengan baik, dibuktikan dengan beberapa prestasi kelompok yang di raih oleh SD Negeri PorisPelawad 3 Tangerang. Product siswa SD Negeri Poris Pelawad 3 Tangerang mendapat prestasi namun itu dalam kelompok, jika dalam individu, siswa SD masih kurang memiliki prestasi. Hasil nyata yang dirasakan Oleh murid, guru dan orang tua adalah berkembangnya nilai karakter baik murid setelah mengikuti ekstrakurikuler.

 

Kata Kunci: Evaluasi; Pramuka; Program Ekstrakurikuler.

 

Abstract:

This thesis aims to identify, analyze and evaluate the Scout extra-curricular program at SDN Poris Pelawad 3, Cipondoh District, Tangerang City, Banten. The method used is a qualitative method. Collecting data using observation, interviews and documentation. Interviews were conducted with school principals, teachers, school committees, parents and students. Evaluation analysis uses the CIPP (Context Input Process and Product) evaluation model. The research in this thesis is motivated by the lack of efficiency in the mandatory Scout extracurricular activities, and the role of teachers in motivating activities in the implementation of activities that take place every week is felt to be less than optimal and efficient. It can be seen that very few students are interested in joining scout exercises. The results obtained from this research are because students do not yet have values or norms of noble character. The input varies because students come from economic, social, cultural and educational backgrounds and the facilities and infrastructure are still inadequate. The process has been good, because all scout activities or work programs have been implemented properly, as evidenced by the several group achievements achieved by SD Negeri PorisPelawad 3 Tangerang. The product of students at SD Negeri Poris Pelawad 3 Tangerang got achievements but that was in groups, if as an individual, SD students still lack achievement. The real results that are felt by students, teachers and parents are the development of good character values of students after participating in extracurricular activities.

 

Keywords: Evaluation; Scouts; Extra Curricular Program.

PENDAHULUAN

Sekolah merupakan institusi pendidikan formal. Sekolah berfungsi untuk memberi pengetahuan, keterampilan serta kemampuan sebagai bekal dimasa depan sehingga dapat menyalurkan bakat dan potensi diri. Berdasarkan konteks sosial sekolah berperan menyiapkan peserta didik untuk mendapat pekerjaan, sebagai alat transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan norma, juga sebagai pembentuk manusia yang memiliki peranan sosial, dan sebagai alat integrasi sosial (Young, 2007).

Sekolah juga merupakan lembaga pendidikan yang sistematis, teratur, bertingkat, memiliki syarat dan tujuan yang jelas. Kegiatan yang biasa didapat dari sekolah yaitu peserta didik belajar berkomunikasi sesama peserta didik, guru dengan peserta didik, dan antara peserta didik dengan orang yang bukan guru. Di sekolah peserta didik dilatih belajar menaati peraturan sekolah serta menyiapkan peserta didik menjadi bagian dari masyarakat yang berguna bagi agama, nusa, bangsa dan negara (Maunah, 2015).

Belajar bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi lebih kepada bagaimana mengolah daya nalar peserta didik sebagai bekal dasar kehidupan di tahap perkembangan selanjutnya. Pada tahapan belajar juga dikembangkan potensi, minat, bakat dan hobi yang dimiliki peserta didik. Proses pembelajaran tidak hanya diberikan pada kurikulum inti di dalam kelas saja tetapi juga disediakan kurikulum ekstra untuk memfasilitasi berbagai minat, bakat dan potensi setiap peserta didik (JP, 2021).

Program ekstrakurikuler yang disediakan memberikan wadah dan kesempatan bagi para peserat didik untuk berkreasi mengembangkan kemampuannya di samping kemampuan akademik, Esktrakurikuler sebagai suatu kegiatan yang berbeda di luar program kurikulum, yang dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar pelajaran untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik (Reza, 2014).

Penyelenggaraan kegiatan esktrakurikuler untuk peserta didik diharapkan mampu memperkaya wawasan, memperluas diri, meningkatkan pengetahuan, memperdalam minat dan hobi dengan cara yang terarah, dan sebagai wadah pemersatu hubungan antar pelajar (Kusumawati, 2022a). SD Negeri Poris Pelawad 3 merupakan salah satu sekolah yang berupaya menyesuaikan diri dengan peningkatan mutu pendidikan dan pembentukan karakter serta perkembangan kepribadian peserta didik. Lembaga pendidikan formal yang berfokus pada kemajuan pendidikan secara akademik melalui pembelajaran wajib dan penanaman karakter melalui kegiatan di luar kelas yakni esktrakurikuler yang didasari dengan pendidikan moral dan akhlaq mulia sebagai pencetak sumber daya manusia yang berakhlaq mulia,kreatif dan peduli terhadap lingkungan (visi SDN Poris Pelawad 3) (Kusumawati & Triwahyono, 2021).

Program ekstrakurikuler di SD Negeri Poros Pelawad 3 meliputi pramuka, seni tari, olah raga (voli, bulu tangkis, futsal), bimbingan belajar (IPS, matematika, IPA, bahasa inggris, bahasa indonesia), dan penguatan karakter. Dari banyak nya program ekstrakurikuler yang ditawarkan oleh sekolah, siswa dibebaskan dalam memilih program mana yang akan diikuti, yang sesuai dengan bakat dan minat siswa itu sendiri.

Kurikulum 2013 diarahkan pada pendidikan karakter (Haryanto & Salvetri, 2022). Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia lingkuangan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma–norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Salah satu ayat yang menerangkan tentang pendidikan karakter adalah Q.S Luqman ayat 12-24, Walaupun terdapat banyak ayat Al-Qur’an yang memiliki keterkaitan dengan pendidikan karakter, namun Q.S Luqman ayat 12-14 karena ayat ini mewakili pembahasan ayat yang memiliki keterkaitan makna paling dekat dengan konsep pendidikan karakter. Allah SWT berfirman:

 

دِحَ يّغحنم لحَّ لّفحإم حَحَحَ حنَحَ ۦۖمِمِفَنحِم رَرُفۡحَ حاِلّفحإم فَرُفۡحَ حنَحَ ململ ّ فَرُفَۡ مّحَ حَحِفُمِِفَ نح حمِفۡرِ حيفنحاَحاَ حفدۡحِ حَ. حَرُ حَ ۖمِنم فۡمِ نر حمِفۡرِ حَحاَ ۡمفِ حَ ميمِحَ ممۡرفِحِ حَ فَّمَِۡ لّمِ لمۦّمهۡ فَ مَ فۡرَ ح َ لّحمبرنحَ رۥِرِمِحَ. مّحَ حيفنمَحاَ ّفم رۥِرۡ حمٰفم حَ نن فُ حَ م ٰحۡحَ ننا فُ حَ رۥِمَرَ رِفۡحۡحِحَ مِفَدحِم حمَمۡ نح حمِّم ف إَ ليفنحاّ حَ حَ رَي مٰحِِفَ لّحِمِ حَفَدحِم حمَِم حَ “

 

Sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”

Adapun nilai karakter yang termaktub dalam QS. Luqman ayat 12-14 tadi, yangpertama, dari seorang Luqman, pendidik hendaknya mempunyai karakter hikmah, yakni berpengetahuan dan berilmu. Artinya, selain mempunyai pengetahuan, pendidik juga dituntut untuk mengamalkan pengetahuannya. Kedua, pendidikan karakter yang terdapat dalam QS. Luqman diatas adalah anjuran untuk menjadikan individu-individu yang bersyukur, syukur dalam artian tidak hanya mengucapkan Alhamdulillah, ,melainkan menikmati segala karunia Allah untuk pemicu dalam meningkatkan prestasi, ketiga nilai karakter yang ada pada ayat ini adalah menjadikan Tauhid atau Aqidah sebagai pondasi awal bagi anak sebelum anak mengenal disiplin ilmu pengetahuan yang lain. Dalam kegiatan program ekstrakurikuler pramuka diharapkan siswa memiliki karakter yang baik.

Anak–anak sekarang ini dihadapkan pada dua masalah besar yakni masalah sosial dan masalah kebangsaan. Masalah sosial terlihat dari terpuruknya mental anak – anak diantaranya; penggunaan obat terlarang, perkelahian, tawuran, dan kekerasan, serta kriminalitas. Sedangkan masalah kebangsaan meliputi antara lain solidaritas sosial rendah, semangat kebangsaan rendah, semangat persatuan dan kesatuan rendah. Di SDN Poris Pelawad 3 anak–anak sering sekali bolos, perkelahian, tawuran, serta kriminalitas hal ini terjadi karena lokasi SDN Poris Pelawad 3 terletak berdampingan dengan terminal Poris Pelawad, Pasar tradisional, serta stasiun kereta api. Untuk itulah peneliti mencoba menggali lebih dalam lagi apakah aktivitas pelaksanaan gerakan pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib pada lembaga pendidikan formal dapat mencapai tujuan utamanya yaitu untuk anak–anak yang berkarakter, menanamkan semangat kebangsaan, dan meningkatkan keterampilan.

Berdasarkan teori tersebut pendidikan di negara Indonesia tidak boleh lepas dari unsur religi, dan pendidikan harus tetap terus menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam berbagai kegiatan di sekolah. Untuk memperoleh kualitas pendidikan yang unggul juga dibutuhkan adanya kesehatan fisik untuk itu duniapendidikan khususnya sekolah-sekolah diperlukan kegiatan untuk menunjang kesehatan fisik peserta didiknya. Kurikulum sekolah tidak hanya mengajari peserta didik untuk dapat membaca, menulis, dan matematika saja, manakala peserta didik mencapai usia yang pada saat itu mereka mulai menggunakan kecerdasan dan harus mengembangkan pikirannya, pada titik ini sistem pendidikan meninggalkan mereka untuk membiarkan mereka membentuk karakter dirinya sendiri seumur hidupnya.

Berpedoman pada pilar-pilar tersebut dan juga di tengah merosotnya moral generasi penerus bangsa maka pendidikan pramuka memiliki peran yang sangat strategis dalam melengkapi pembelajaran di sekolah, sehingga tepat sekali jika memilih kepramukaan masuk dalam kurikulum pendidikan nasional. Untuk membangun sikap tidak bisa dilakukan hanya didalam kelas saja, tetapi dibentuk melalui kegiatan ekstrakurikuler dan ko-kurikuler, oleh karena itu kegiatan pramuka dilaksanakan dalam setiap sekolah.

Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, khususnya mengenai evaluasi implementasi program Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Banten.

Pedoman dalam kegiatan ekstrakurikuler disusun berdasarkan lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum dalam pedoman kegiatan ekstrakurikuler, dan menetapkan ekstrakurikuler wajib adalah pramuka. Dalam kurun waktu tertentu gerakan pramuka kurang dirasakan penting oleh siswa-siswa SDN Poris Pelawad 3 karena mereka menganggap gerakan pramuka kuno, ketinggalan zaman, tidak menarik, tidak aspiratif, tidak dinamis, monoton dan tidak mengikuti perkembangan jaman.

Pemahaman masyarakat akan gerakan pramuka baru terbatas bahwa kegiatan pramuka itu hanya tepuk tangan, tepuk pramuka, berkemah, hiking dan karena kegiatan itu tidak bisa bersosialisasi sehingga citra gerakan pramuka di tengah-tengah masyarakat hanya terbatas pada pemahaman itu saja. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik sekali untuk mengadakan penelitian di SDN Poris Pelawad 3 dengan mengambil judul: ”Implementasi Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.” Peneliti memfokuskan pada aktualisasi implementasi kegiatan pramuka di SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh”

 

METODE

Berdasarkan karakteristik program yang akan di teliti, yaitu program supervisi dalam peningkatan Kinerja Guru, maka peneliti menetapkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi model CIPP (Contect, Input, Process, dan Product). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Pembina Putri bahwa ”Pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki tujuan yang jelas, mendidik kaum muda dengan prisnsip dan metode kepramukaan yang semuanya itu dapat disesuaikan dengan keadaan (Rabbaniyah & Sujanto, 2019). Tempat berkumpulnya anak-anak dengan orang dewasa dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan” Kegiatan latihan pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh siswa dan siswi SDN Poris Pelawad 3, seperti yang dikemukakan Kepala Sekolah menyatakan bahwa:

” Kegiatan pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh siswa dan siswi. Kegiatan pramuka ini mulai diterapkan di sekolah dari tahun 1990. Pada saat itu, kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Poris Pelawad 3 ditangani oleh seorang pembina, namun seiring dengan kemajuan sekolah yang semakin pesat, saat ini kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah ini sudah dibina oleh beberapa orang, yaitu seorang pembina dari SDN Poris Pelawad 3 dan beberapa pembina lain dari luar sekolah”.

Sebagaimana disampaikan guru kelas IV SDN Poris Pelawad 3 mengemukakan bahwa:

” Pramuka di SDN Poris Pelawad 3 ini sudah ada mulai tahun 1983, waktu itu kepala sekolahnya masih bapak H. Dahlan dan pembinanya hanya ada 1, tapi sekarang ya kurang bu, karena muridnya banyak, jadi ya kita butuh pembina lebih banyak lagi, karena pramuka ada putera juga puterinya maka dari itu sekolah juga membutuhkan pembina puteri

Berdasarkan dokumentasi administrasi pramuka SDN Poris Pelawad 3 diperoleh susunan organisasi pramuka SDN Poris Pelawad 3 sebagai berikut:

 

Tabel 1

Data Pembina Pramuka SDN Poris Pelawad 3

No

Nama

Jabatan

Tahun Mulai Bekerja

Ket

1.

Naswita

Pembina Putra

1986

 

2.

Asmad

Pembina Putra

1990

 

3.

Abdul Haris

Pembina Putra

2005

 

4.

Jayadi

Pembina Putra

2016

 

5.

Ifah

Pembina Putri

2018

 

 

Kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Poris Pelawad 3, mencakup 2 jenis kegiatan, yaitu kegiatan mingguan dan kegiatan tahunan. Untuk lebih jelasnya akan menguraikan kegiatan tersebut:

Kegiatan Mingguan

Kegiatan mingguan adalah kegiatan yang dilakukan setiap seminggu sekali, yaitu kegiatan yang dilakukan rutin setiap hari Sabtu. Seluruh siswa mulai kelas 3 sampai kelas 5 wajib mengikutinya (Kusumawati, 2022b). Kegiatan latihan pramuka rutin setiap hari Sabtu ini perlu dilaksanakan guna pembinaan karakter siswa siswi sekolah tersebut, seperti yang dikemukakan Kepala SDN Poris Pelawad 3 menyatakan bahwa: “Kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini memang sangat penting untuk dilaksanakan, semua siswa mulai dari yang duduk di kelas III sampai kelas V wajib mengikutinya. Jadwalnya setelah kegiatan belajar, agar tidak mengganggu pelajaran yaitu hari Sabtu pukul 10.30-12.00”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dilapangan. Peneliti menemukan bahwa implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Sekolah Dasar Negeri Sukun 3 Malang ini didampingi oleh beberapa pembina pramuka. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini setiap hari Sabtunya dimulai pada pukul 10.30 WIB dan selesai pada pukul 12.00 yaitu setelah kegiatan pembelajaran selesai, tujuannya adalah semua siswa dari kelas 3 sampai kelas 5 dapat mengikutinya dan tidak mengganggu pelajaran. Berdasarkan dokumentasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka setiap minggunya terjadwal dan tersusun rapi sesuai rencana kegiatan yang sudah ditetapkan sebelumnya (Widodo & Yulianti, 2020). Kegiatan pramuka tersebut disusun setiap minggunya agar memudahkan dalam melaksanakannya.

Berdasarkan observasi di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan latihan pramuka dimulai dengan breafing sebelum upacara dilanjutkan upacara pembukaan atau apel, seluruh siswa wajib mengikuti (Susanto et al., 2022). Mereka berkumpul dengan regu dan barungnya masing- masing. Petugas upacara setiap minggunya bergantian, diambil dari barung ataupun regu yang terbaik. Setelah apel selesai semua barung dan regu dikumpulkan bersama dengan anggotanya (Julita, 2021). Pembina membagikan materi kepada ketua barung dan ketua regu untuk disampaikan kepada anggotanya, Pada saat ini pembina melakukan pengamatan. Setelah materi selesai disampaikan, tugas untuk masing- masing anggota regu dan anggota barung adalah menghafalkan materi tersebut. Kemudian pembina memberikan soal kepada masing-masing barung dan regu. Mereka diberi waktu 15 menit untuk mengerjakan (Muspiroh, 2016). Setelah selesai, maka diumumkan hasil pengamatan Pembina juga hasil nilai soal pada pertemuan sebelumnya.

Guru Pembina Pramuka, selaku Kakak Pembina pramuka di SDN Poris Pelawad 3, bapak Sumariyono menyatakan: “Kegiatan pramuka disekolah ini seperti biasa dilakukan setelah jam pelajaran hari Rabu selesai, kurang lebih jam setengah sebelas, dan nanti diakhiri pukul 12.00 siang, tujuannya ya agar tidak mengganggu kegiatan pembelajaran, karena pramuka sendiri adalah kegiatan nonformal yang diadakan diluar jam pelajaran berlangsung

Kegiatan mingguan ini juga digunakan sebagai monitoring perkembangan anak didik setiap minggunya, yaitu dengan menggunakan kolom pengamatan. Hal tersebut sesuai penjelasan bapak Sumariyono sebagai berikut “Setiap pertemuan, kita memantau perkembangan anak yaitu dengan lembar pengamatan. Tujuannya untuk melihat kepribadian anak didik kita, bagaimana perubahan dan perkembangan anak-anak setelah mengikuti kegiatan pramuka ini apakah ada kemajuan atau tidak pada masing-masing anak (Berkowitz & Bier, 2005). Kita ambil contoh misal Andi anak kelas 5 dari perkemahan nanti bisa kita nilai kepribadiannya. Baik dari aspek akhlak, sikapnya setiap hari melalui kolom penilaian kepribadian siswa untuk mengukur perkembangan anak tersebut”

Wawancara dengan Pembina pramuka penggalang puteri yang menjadi sumber data pada penelitian ini guna mengetahui keabsahan informasi dan kepastian data yang diperoleh dari informan kunci yaitu Kak Ifah, selaku Pembina satuan mengemukakan: “Dari kegiatan pramuka ini, kami selalu mengadakan pengamatan kepada adik-adik, pembina membagi tugasnya, ada yang mengamati siaga putera, siaga puteri, penggalang putera dan juga penggalang puteri”

Berdasarkan dokumentasi yang didapatkan peneliti, pengamatan untuk melihat perkembangan kepribadian anak didik tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

 

Tabel 2

Pengamatan Kegiatan Pramuka Siaga

No.  Nama Barung                                                     Penilaian                             Jumlah

A       B             C             D             E

1.      Barung Hijau                                      20           25           15           10           10           80

                   2.     Barung Putih                                                                                  -

3.      Barung Hitam                                     15           20           15           10           7              67

          4.     Barung Kuning                                  20           25           17           10           15           87

5.      Barung Biru                                         20           25           20           15           11           81

6.      Barung Jingga                                    20           25           20           10           15           87

7.      Barung Ungu                                      20           30           14           10           15           89

8.      Barung Merah                                   20           25           15           15           14           84

 

Tabel 7

Pengamatan Kegiatan Pramuka Pramuka Penggalang

No.  Nama Barung                                     Penilaian                                             Jumlah

A       B             C             D             E

1.      Regu Gagak Hitam            20           25           20           15           14           94

2.      Regu Naga Merah            15           20           15           12           10           72

3.      Regu Elang                          15           20           20           15           10           80

4.      Regu Singa                          20           25           20           15           8              88

5.      Regu Garuda                      20           25           20           8              12           85

6.      Regu Teratai Merah        20           25           20           11           15           91

  7.    Regu Teratai Ungu           20          30          20          15          15          100

8.      Regu Teratai Emas           15           20           15           10           8              68

9.      Regu Melati                        20           25           15           11           15           86

10.    Regu Anggrek Bulan        20           25           15           10           11           81

Keterangan penilaian:

A = Kehadiran              : skor maksimal 20

B = TPM (Teknik Penyampaian materi): skor maksimal 30

C = Tanggung Jawab : skor maksimal 20

D = Kerja Sama            : skor maksimal 15

E = Disiplin/Tertib      : skor maksimal 15

 

Kegiatan Tahunan

Kegiatan tahunan adalah kegiatan yang diadakan setiap satu tahun sekali, kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan perkemahan (Syamsunardi & Syam, 2019). Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan pembina putra: “Perkemahan merupakan kegiatan hidup di alam terbuka, biasanya menggunakan tenda, adanya api unggun dan lain-lain. Kalau disini biasanya kita kemah di halaman sekolah, bulan Juni kemarin disini juga diadakan perkemahan dan semua pihak memberi respon positif, mengingat begitu pentingnya kegiatan pramuka. Banyak sekali kegiatan perkemahan yang dapat mengembangkan karakter anak didik, seperti kemandirian, tanggung jawab dan lain-lain”

Kegiatan perkemahan merupakan kegiatan yang positif, tujuannya untuk pendidikan watak, melatih keterampilan juga berorganisasi. Perkemahan di SDN Poris Pelawad 3 diadakan setiap satu tahun sekali, pada liburan akhir semester 2. Kegiatan pramuka di SDN Poris Pelawad 3 dengan nama pangkalan Sultan Maulana Hasannudin/ Nyimas melati dan gugus depan SDN Poris Pelawad 3 Sama seperti di sekolah-sekolah yang lain, pramuka di SDN ini juga menggunakan sistem satuan terpisah, seperti yang dijelaskan ………….: “ya di SDN Poris Pelawad 3 ini, ada 1 pembina putera yaitu saya sendiri dan 2 pembina puteri. Karena dalam pramuka ada sistem satuan terpisah antara putera dan puteri, kami juga membagi anak-anak menjadi 4 kelompok besar yaitu untuk siaga ada barung putera dan juga barung puteri, kemudian untuk penggalang juga ada beberapa regu putera dan beberapa regu puteri”.

 Berdasarkan hasil observasi peneliti tentang sistem satuan terpisah yang ada di SDN Poris Pelawad 3, ditemukan ada 18 kelompok, yaitu 4 barung putera dan 4 barung puteri, serta 5 regu putera dan 5 regu puteri, dengan jumlah total 171 siswa (Berkowitz & Bier, 2005). Nilai-Nilai Karakter dari Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan Hasil wawancara dengan Kak Jayadi, Pembina Pramuka SDN Poris Pelawad 3, “pada pengamalan nilai-nilai kepramukaan, siswa diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan. Maka dari itu agar siswa mau dan terbiasa menerapkan nilai-nilai karakter tersebut perlu adanya pembinaan agar lebih efektif (Hermansyah & Sumarsono, 2021).

Hasil observasi dilapangan menunjukkan banyak piala dan piagam yang menunjukkan prestasi anak-anak pramuka SDN Poris Pelawad 3. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti mendapati bahwa implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter siswa SDN Poris Pelawad 3 memang pantas untuk dikatakan sebagai sekolah yang mampu mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler, hal ini terbukti dengan adanya penanaman dan pembinaan karakter siswa-siswi melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang begitu terlihat dari kegiatan-kegiatannya.

Waktu Latihan dan jumlah pembina yang terbatas.

Pada wawancara yang dilakukan pada guru pembina pramuka, menjelaskan;” ...sekarang ini kegiatan pramuka di Sukun 3 masih kurang maksimal, karena waktu pembina untuk mengajar masih berbenturan dengan jadwal kuliah dan yang ditangani bukan hanya itu saja. Terkadang ada juga orang tua yang tidak tega melihat anaknya latihan pramuka dilapangan karena panas

Peneliti juga mengadakan wawancara dengan pembina putri mengemukakanSiswa-siswi terkadang sulit untuk dikondisikan karena waktu kegiatan pramuka ini dilakukan setelah KBM, ada anak yang tidak mengikuti kegiatan pramuka kemudian saya tanya kenapa kamu tidak mengikuti pramuka? Lalu siswa tersebut menjawab males Kak, panas. Bahkan ada juga yang beralasan sakit agar tidak disuruh mengikuti kegiatan pramuka. Sehingga perlu untuk membujuk mereka, sihingga kegiatan ini juga mamkan waktu yang cukup lama.”

Peneliti juga mengadakan wawancara dengan kepala sekolah guna mengetahui kendala dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter siswa di SDN Poris Pelawad 3. Hariyanto selaku Kepala SDN Poris Pelawad 3 mengemukakanMasalahnya adalah kurangnya komunikasi, juga rapat koordinasi antara pembina pramuka dengan pihak sekolah, baik kepala sekolah, guru dan juga wali kelas untuk mencari jalan guna memperbaiki pelaksanaan kegiatan pramuka

Berdasarkan hasil observasi, sebelum jam kegiatan pramuka habis banyak orang tua yang menjemput anaknya, sehingga banyak anak mencari alasan tidak mengikuti pramuka, seperti dijemput orang tua, tidak boleh kepanasan dan lain-lain. Sarana dan Prasarana yang belum memadai. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan, sarana prasarana kegiatan pramuka masih sangat terbatas, banyak tongkat yang sudah rusak, sanggar pramuka yang tidak terawat, administrasi yang belum lengkap.88 Dari kedua jawaban diatas jelas sekali bahwasanya yang menjadi kendala utama dalam pembinaan karakter siswa-siswa SDN Poris Pelawad 3 ini adalah: (1) pembina belum menemukan waktu latihan yang sesuai, karena pembina pramuka masih terbebani dengan jadwal kuliah, (2) kurangnya koordinasi anatara pembina dengan pihak sekolah, (3) ketidakpercayaan orang tua, dan (4) sarana prasarana yang belum memadai. Solusi Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa.

Pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki visi, misi, arah, tujuan dan strategi yang jelas. Gerakan Pramuka mendidik kaum muda Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang dalam implementasinya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia.

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan. Maka dari itu agar siswa mau dan terbiasa menerapkan nilai-nilai karakter tersebut perlu adanya pembinaan agar lebih efektif.

Karakter yang dikehendaki dalam pendidikan kepramukaan yaitu karakter yang dinamis artinya bukan karakter yang statis/mati/dipaksakan. Penanaman dan pembinaan karakter dalam pramuka dilaksanakan melalui latihan maupun hidup sehari-hari dalam bentuk: a) Penerapan/penggunaan kode-kode kehormatan dan ketentuan moral, b) dalam upacara-upacara dan c) Latihan-latihan/permainan.

Implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter siswa SDN Poris Pelawad 3 telah berhasil, dilihat dari kenyataan yang ada SDN Poris Pelawad 3 telah mampu menyeimbangkan antara proses dengan hasil melalui berbagai kegiatan, sehingga menjadi daya tarik tersendiri dimata masyarakat. Kegiatan tersebut yaitu: dilaksanakan di SDN Poris Pelawad 3 setiap minggunya dengan didampingi beberapa Pembina pramuka.

Kegiatan Tahunan, Kegiatan tahunan yang dimaksud adalah perkemahan di SDN Poris Pelawad 3 diadakan setiap satu tahun sekali, pada liburan akhir semester. Ada beberapa prinsip dalam implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka agar pendidikan karakter dapat berjalan efektif, diantaranya:

Sistem beregu tujuannya adalah mengembangkan dan membina dalam hal bertanggungjawab, bermoral, berkemampuan, dan berdemokrasi. Sistem Tanda Kecakapan tujuannya memotivasi anak didik, agar giat belajar dan berkarya; (a) Prinsip Kesesuaian dengan Perkembangan Jasmani dan Rohani. (b) Prinsip kegiatan mengandung unsur edukatif. (c) Prinsip hidup sederhana. (d) Sistem satuan terpisah. (e) Sistem among.

Pada bentuk pelaksanaan di SDN Poris Pelawad 3, terdapat beberapa prinsip yang telah diterapkan diantaranya: Pelaksanaan kegiatan pramuka di SDN Poris Pelawad 3 ini dilakukan dengan sistem beregu, siaga terbagi menjadi 4 barung putera dan 4 barung puteri dan penggalang terbagi 5 regu putera dan 5 regu puteri. Tujuan diadakannya sistem beregu dalam kegiatan pramuka ini adalah untuk mengembangkan dan membina anak agar bertanggungjawab, melatih percaya diri serta memiliki jiwa kepemimpinan. Pelaksanaan kegiatan pramuka ini dibina oleh beberapa pembina pramuka. Seorang pembina sebagai pamong, juga harus memiliki keteladanan dan dapat dijadikan panutan bagi anak didiknya.

 

Nilai-Nilai Karakter dari Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka

Nilai-nilai karakter dari adanya implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Sekolah Dasar Negeri Sukun 3 Malang, berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka untuk lebih jelasnya akan dibahas lebih lanjut. Nilai-nilai karakter yang dapat dibentuk dari kegiatan ekstrakurikuler pramuka tersebut yaitu:

Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, merupakan pengamalan dharma ke 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.4 Penerapannya melalui kegiatan breaving regu, pemilihan regu terbaik untuk menjadi petugas upacara, kegiatan mendirikan tenda, serta pembagian anggota untuk mengikuti perlombaan juga menanamkan rasa tanggung jawab untuk melaksanakan hak dan kewajiban mereka.

Demokratis, yaitu cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain, merupakan pengamalan dharma ke 4. Patuh dan suka bermusyawarah. Penerapannya melalui pemilihan regu terbaik melalui seleksi mengajarkan anak memiliki karakter demokratis.

Percaya Diri yaitu Percaya diri adalah kepercayaan seseorang akan kemampuan dirinya sendiri6, penerapannya melalui kegiatan mingguan misalnya menjadi petugas upacara, atau mengikuti perlombaan-perlombaan.

Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, merupakan pengamalan dharma ke 8. Disiplin Berani dan setia. Penerapannya melalui kegiatan upacara, anak didik diajarkan untuk tertib dan disiplin dalam berperilaku.

Cinta tanah air yaitu cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa8, merupakan pengamalan dharma ke 3. Patriot yang sopan dan ksatria. Penerapannya melalui kegiatan upacara anak diajarkan untuk cinta tahan air, bangsa dan juga agama (Ayodeji et al., 2021).

Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya, merupakan pengamalan dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan yang maha esa. Penerapannya, dalam kegiatan pramuka sesuai dengan sistem beregu anak dikumpulkan dengan anggota barung dan regunya secara acak tanpa memandang perbedaan yang dimiliki.

Rasa ingin tahu yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar, nilai ini disebutkan dalam UU No 12 Tahun 2012. Penerapannya melalui kegiatan penyampaian materi dimana kegiatan dilaksanakan di alam terbuka dengan metode yang menarik dan menantang.

Gemar membaca yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya, merupakan pengamalan darma ke 6. Ranjin, trampil dan gembira. Penerapannya melalui kegiatan pemberian materi kepramukaan Pembina memberikan waktu kepada barung dan regu untuk memahami materi dengan member kesempatan untuk membacanya terlebih dahulu.

Bersahabat yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain, merupakan pengamalan darma ke 4. Patuh dan suka bermusyawarah. Penerapannya melalui kegiatan mengerjakan tugas dimana mereka harus menyelesaikan tugas yang diberikan bersama kelompoknya. Sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, merupakan pengamalan dharma ke 10. Suci dalam fikiran perkataan dan perbuatan. Penerapannya melalui kegiatan pemberian tugas, dimana anak didik harus mengerjakan tugas yang diberikan dengan jujur tidak boleh curang dan menyontek.

Cinta Damai yaitu Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara. Penerapannya melalui pembiasaan bergaul dengan teman-temannya, sehingga anak terbiasa hidup di masyarakat.

Mandiri yaitu sikap suka bekerja keras, tidak mau menggantungkan diri pada orang lain, penerapannya yaitu melalui keiatan perkemahan anak dilatih untuk hidup mandiri.

Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain, merupakan pengamalan dharma ke 1 (Ayatullah, 2018). Takwa kepada Tuhan yang maha esa. Penerapannya melalui kegiatan shalat berjamaah dan tadarus Al-Qur’an bagi yang beragama Islam, sedang untuk yang non muslim harus menghormati yang muslim begitu juga sebaliknya.

 Kreatif yaitu memiliki arti mampu menghasilkan sesuatu yang baru, penerapannya melalui pentas seni, lomba membuat mading serta lomba menghias taman. Peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi18, merupakan pengamalan dharma ke 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Penerapannya melalui kegiatan bersih diri dan lomba kebersihan lingkungan.

Peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan, merupakan pengamalan dharma ke 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Penerapannya melalui bakti lingkungan masyarakat sekitar, dimana anak harus membantu masyarakat yang tinggal disekitar tempat perkemahan.

Semangat Kebangsaan adalah cara berpikir, bersikap dan bertindak serta berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. penerapannya melalui pelaksanaan kegiatan upacara pembukaan latihan, upacara api unggun, upacara pelantikan dan lain-lain (Ambiyar & Dewi, 2019).

Kerja Keras adalah sebuah tindakan atau perbuatan yang menggambarkan perilaku seseorang yang melakukan usaha atau perbuatan sekuat tenaga, semangat tinggi untuk mencapai yang didinginkan. Penerapannya melalui kegiatan pendirian tenda, membuat pioneering, dan lain-lain.

Menghargai Prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Penerapannya siswa mengikuti berbagai perlombaan baik ditingkat gugus, ranting maupun cabang.

 

 

Kendala-Kendala Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka

Waktu latihan dan jumlah pembina yang terbatas, karena kegiatan pramuka setiap minggunya dilakukan pada hari Sabtu pukul 10.30 sampai 12.00 wib setelah KBM selesai, maka anak-anak sudah merasa lelah dan capek. Selain itu, jumlah pembina yang masih terbatas dan pembina juga belum bisa melatih dengan maksimal karena masih terbebani dengan kegiatan kuliah.

 

KESIMPULAN

Implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter siswa SDN Poris Pelawad 3 Rabu dan kegiatan tahunan yaitu perkemahan setiap akhir semester, dengan didampingi beberapa Pembina. Kegiatan pramuka di SDN Poris Pelawad 3 menggunakan sistem beregu, juga dengan sistem satuan terpisah. Dalam setiap kegiatannya pramuka selalu menggunakan unsur edukatif (pendidikan), menerapkan pola hidup sederhana dan dengan sistem among, dengan pembina sebagai pamong. Pembina pramuka harus mempunyai keteladanan sehingga dapat dijadikan panutan anak didiknya agar penanaman pembinaan karakter siswa dapat terlaksana sesuai harapan.

Nilai-nilai karakter dari implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter siswa SDN Poris Pelawad 3 ada adalah: tanggung jawab, demokratis, percaya diri, disiplin, cinta tanah air, toleransi, rasa ingin tahu, gemar membaca, bersahabat, jujur, mandiri, kreatif, religius, peduli lingkungan, peduli sosial, semangat kebangsaan, cinta damai, kerja keras dan menghargai prestasi.

Kendala dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter siswa SDN Poris Pelawad 3 adalah: a) Waktu latihan dan jumlah pembina masih terbatas, b) Kurang adanya koordinasi dan kerjasama antara Pembina pramuka dan pihak sekolah seperti guru, wali kelas dan kepala sekolah, c) Ketidakpercayaan orang tua kepada pengelola satuan gerakan pramuka dan kekhawatiran orang tua kepada putra-putrinya karena jauh dari mereka, dan d) Sarana prasarana yang belum memadai.

 

BIBLIOGRAFI

Ambiyar, A., & Dewi, M. (2019). Metodologi Penelitian Evaluasi Program. Alfabeta.

 

Ayatullah, A. (2018). Peningkatan Keprofesionalan Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Mts Arrohmaniyah Nw Senyiur. Palapa, 6(2), 49–74.

 

Ayodeji, I. O., Emmanuel, O. O., & Olajiire, E. O. (2021). Impact Of Total Quality Management On Organisational Performance. International Journal Of Research In Commerce And Management Studies, 3(3), 21–32.

 

Berkowitz, M. W., & Bier, M. C. (2005). What Works In Character Education: A Research-Driven Guide For Educators. Washington, Dc: Character Education Partnership.

 

Haryanto, J., & Salvetri, S. (2022). Survey Of Teacher Social Competency. Journal Of Educational And Learning Studies, 5(1), 63–67.

 

Hermansyah, A. K., & Sumarsono, A. (2021). Analisis Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Di Daerah Perbatasan Ri/Png. Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 8(1), 1–14.

 

Jp, S. H. (2021). Tugas Dinas Pendidikan Dan Dinas Pemuda Dan Olahraga Dalam Melakukan Pembinaan Dan Pengembangan Dan Pelestarian Olahraga Tradisional Asli Kuantan Singingi Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 61 Tahun 2019 (Di Desa Langsat Hulu Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi). Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

 

Julita, V. (2021). Analisis Kompetensi Sosial Guru Kelas V B Sdn 001 Pasar Lubuk Jambi Kab. Kuantan Singingi. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.23887/Jp2.V4i2.39334

 

Kusumawati, E. (2022a). Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Negeri Melalui Implementasi Total Quality Management. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(11), 16404–16414.

 

Kusumawati, E. (2022b). School Committee Participation In Realizing The Quality Of Education. 10(5), 880–886.

 

Kusumawati, E., & Triwahyono, H. (2021). Effects Of Self-Awareness And Sense Of Belonging On Teachers ’ Professionalism. 12(2), 2725–2728.

 

Maunah, B. (2015). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, 6(1).

 

Muspiroh, N. (2016). Peran Kompetensi Sosial Guru Dalam Menciptakan Efektifitas Pembelajaran. Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 4(2).

 

Rabbaniyah, S. R. S., & Sujanto, B. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di Man 4 Jakarta. Improvement: Jurnal Ilmiah Untuk Peningkatan Mutu Manajemen Pendidikan, 6(1), 21–30.

 

Reza, E. (2014). Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan Dalam Penanaman Karakter Siswa Di Sma Negeri 14 Surabaya. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 5(2), 1–13.

 

Susanto, H. A., Suswandari, M., Kusumaningsih, D., & Mulyati, S. (2022). Competency Development Of Elementary School Teachers Through Lesson Study Implemaentation In The Independent Learning Curriculum. Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9(2), 79–97.

 

Syamsunardi, S. P., & Syam, N. (2019). Pendidikan Karakter Keluarga Dan Sekolah. Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.

 

Widodo, S., & Yulianti, Y. (2020). Membangun Sekolah Dasar Berbasis Mutu Di Indonesia Untuk Meningkatkan Kualitas Lulusan. Akselerasi: Jurnal Pendidikan Guru Mi, 1(1), 15–30.

 

Young, G. (2007). Evaluation Can Cross The Boundaries: The Case Of Transport Canada. Canadian Journal Of Program Evaluation, 21(3), 73–92.

 

 

Copyright holder:

Nasa (2023)

 

First publication right:

Jurnal Syntax Transformation

 

This article is licensed under: