Volume 4, No. 5 May
2023
p-ISSN 2721-3854 | e-ISSN 2721-2769
DOI:
EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SDN PORIS
PELAWAD 3 KOTA TANGERANG BANTEN
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mcnganalisis
dan mengevaluasi program Ekstra
kurikuler Pramuka di SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang
Banten. Metode yang digunakan
adalah metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah,
guru, komite sekolah, wali murid dan murid. Analisis evaluasi menggunakan model evaluasi CIPP (Context Input Process dan Product). Penelitian dilatar belakangi oleh kondisi kurang efisiensinya kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka, dan peranan guru-guru dalam memotivasi kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan yang berlangsung dalam setiap pekannya
dirasa kurang maksimal dan efisien. Terlihat sangat sedikit sekali siswa-siswa yang benninat ikut latihan
pramuka. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini Contect nya
adalah karena siswa yang belum memiliki nilainilai atau norma-norma penghayatan akhlak mulia. Inputnya beragam karena siswa berasal dari
latar belakang ekonomi, sosial, budaya dan latar belakang pendidikan orang serta fasilitas sarana dan prasarana masih belum memadai.
Process nya sudah baik, karena semua
kegiatan atau program kerja pramuka sudah
dapat terlaksana dengan baik, dibuktikan
dengan beberapa prestasi kelompok yang di raih oleh SD Negeri PorisPelawad
3 Tangerang. Product siswa SD Negeri Poris Pelawad 3 Tangerang mendapat prestasi namun itu dalam
kelompok, jika dalam individu, siswa SD masih kurang memiliki prestasi. Hasil nyata yang dirasakan Oleh murid, guru dan orang tua
adalah berkembangnya nilai karakter baik murid setelah mengikuti ekstrakurikuler.
Kata Kunci: Evaluasi; Pramuka; Program Ekstrakurikuler.
Abstract:
This thesis
aims to identify, analyze and evaluate the Scout extra-curricular program at
SDN Poris Pelawad 3, Cipondoh District, Tangerang City, Banten. The method used
is a qualitative method. Collecting data using observation, interviews and
documentation. Interviews were conducted with school principals, teachers,
school committees, parents and students. Evaluation analysis uses the CIPP
(Context Input Process and Product) evaluation model. The research in this
thesis is motivated by the lack of efficiency in the mandatory Scout
extracurricular activities, and the role of teachers in motivating activities
in the implementation of activities that take place every week is felt to be
less than optimal and efficient. It can be seen that very few students are interested
in joining scout exercises. The results obtained from this research are because
students do not yet have values or norms of noble character. The input varies
because students come from economic, social, cultural and educational
backgrounds and the facilities and infrastructure are still inadequate. The
process has been good, because all scout activities or work programs have been
implemented properly, as evidenced by the several group achievements achieved
by SD Negeri PorisPelawad 3 Tangerang. The product of
students at SD Negeri Poris Pelawad
3 Tangerang got achievements but that was in groups, if as an individual, SD
students still lack achievement. The real results that are felt by students,
teachers and parents are the development of good character values of students
after participating in extracurricular activities.
Keywords: Evaluation; Scouts; Extra Curricular Program.
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan institusi pendidikan formal. Sekolah
berfungsi untuk memberi pengetahuan, keterampilan serta kemampuan sebagai bekal
dimasa depan sehingga dapat menyalurkan bakat dan potensi diri. Berdasarkan
konteks sosial sekolah berperan menyiapkan peserta didik untuk mendapat
pekerjaan, sebagai alat transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan
norma, juga sebagai pembentuk manusia yang memiliki peranan sosial, dan sebagai
alat integrasi sosial (Young, 2007).
Sekolah juga merupakan lembaga pendidikan yang
sistematis, teratur, bertingkat, memiliki syarat dan tujuan yang jelas.
Kegiatan yang biasa didapat dari sekolah yaitu peserta didik belajar
berkomunikasi sesama peserta didik, guru dengan peserta didik, dan antara peserta
didik dengan orang yang bukan guru. Di sekolah peserta didik dilatih belajar
menaati peraturan sekolah serta menyiapkan peserta didik menjadi bagian dari
masyarakat yang berguna bagi agama, nusa, bangsa dan negara (Maunah, 2015).
Belajar bukan hanya sekedar mentransfer ilmu
pengetahuan tetapi lebih kepada bagaimana mengolah daya nalar peserta didik
sebagai bekal dasar kehidupan di tahap perkembangan selanjutnya. Pada tahapan
belajar juga dikembangkan potensi, minat, bakat dan hobi yang dimiliki peserta
didik. Proses pembelajaran tidak hanya diberikan pada kurikulum inti di dalam
kelas saja tetapi juga disediakan kurikulum ekstra untuk memfasilitasi berbagai
minat, bakat dan potensi setiap peserta didik (JP, 2021).
Program ekstrakurikuler yang disediakan memberikan
wadah dan kesempatan bagi para peserat didik untuk berkreasi mengembangkan
kemampuannya di samping kemampuan akademik, Esktrakurikuler sebagai suatu
kegiatan yang berbeda di luar program kurikulum, yang dilaksanakan di luar jam
pelajaran wajib. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar
kelas dan di luar pelajaran untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya
manusia yang dimiliki peserta didik (Reza, 2014).
Penyelenggaraan kegiatan esktrakurikuler untuk peserta didik
diharapkan mampu memperkaya wawasan, memperluas diri, meningkatkan pengetahuan,
memperdalam minat dan hobi dengan cara yang terarah, dan sebagai wadah
pemersatu hubungan antar pelajar (Kusumawati, 2022a). SD Negeri Poris Pelawad 3 merupakan salah satu
sekolah yang berupaya menyesuaikan diri dengan peningkatan mutu pendidikan dan
pembentukan karakter serta perkembangan kepribadian peserta didik. Lembaga
pendidikan formal yang berfokus pada kemajuan pendidikan secara akademik
melalui pembelajaran wajib dan penanaman karakter melalui kegiatan di luar
kelas yakni esktrakurikuler yang didasari dengan pendidikan moral dan akhlaq
mulia sebagai pencetak sumber daya manusia yang berakhlaq mulia,kreatif dan
peduli terhadap lingkungan (visi SDN Poris Pelawad 3) (Kusumawati & Triwahyono, 2021).
Program ekstrakurikuler di SD Negeri Poros Pelawad 3
meliputi pramuka, seni tari, olah raga (voli, bulu tangkis, futsal), bimbingan
belajar (IPS, matematika, IPA, bahasa inggris, bahasa indonesia), dan penguatan
karakter. Dari banyak nya program ekstrakurikuler yang ditawarkan oleh sekolah,
siswa dibebaskan dalam memilih program mana yang akan diikuti, yang sesuai
dengan bakat dan minat siswa itu sendiri.
Kurikulum 2013 diarahkan pada pendidikan karakter (Haryanto & Salvetri, 2022). Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia
lingkuangan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan normanorma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat.
Salah satu ayat yang menerangkan tentang pendidikan
karakter adalah Q.S Luqman ayat 12-24, Walaupun terdapat banyak ayat Al-Quran
yang memiliki keterkaitan dengan pendidikan karakter, namun Q.S Luqman ayat
12-14 karena ayat ini mewakili pembahasan ayat yang memiliki keterkaitan makna
paling dekat dengan konsep pendidikan karakter. Allah SWT berfirman:
دِحَ
يّغحنم لحَّ لّفحإم
حَحَحَ حنَحَ ۦۖمِمِفَنحِم
رَرُفۡحَ حاِلّفحإم
فَرُفۡحَ حنَحَ
ململ ّ فَرُفَۡ
مّحَ حَحِفُمِِفَ
نح حمِفۡرِ حيفنحاَحاَ
حفدۡحِ حَ. حَرُ
حَ ۖمِنم فۡمِ
نر حمِفۡرِ حَحاَ
ۡمفِ حَ ميمِحَ
ممۡرفِحِ حَ فَّمَِۡ
لّمِ لمۦّمهۡ فَ
مَ فۡرَ ح َ لّحمبرنحَ
رۥِرِمِحَ. مّحَ
حيفنمَحاَ ّفم
رۥِرۡ حمٰفم حَ
نن فُ حَ م ٰحۡحَ
ننا فُ حَ رۥِمَرَ
رِفۡحۡحِحَ مِفَدحِم
حمَمۡ نح حمِّم
ف إَ ليفنحاّ حَ
حَ رَي مٰحِِفَ
لّحِمِ حَفَدحِم
حمَِم حَ
Sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman,
yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa
yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
(Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang
besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu
Adapun nilai karakter yang termaktub dalam QS. Luqman
ayat 12-14 tadi, yangpertama, dari seorang Luqman, pendidik hendaknya mempunyai
karakter hikmah, yakni berpengetahuan dan berilmu. Artinya, selain mempunyai
pengetahuan, pendidik juga dituntut untuk mengamalkan pengetahuannya. Kedua,
pendidikan karakter yang terdapat dalam QS. Luqman diatas adalah anjuran untuk
menjadikan individu-individu yang bersyukur, syukur dalam artian tidak hanya
mengucapkan Alhamdulillah, ,melainkan menikmati segala karunia Allah untuk
pemicu dalam meningkatkan prestasi, ketiga nilai karakter yang ada pada ayat
ini adalah menjadikan Tauhid atau Aqidah sebagai pondasi awal bagi anak sebelum
anak mengenal disiplin ilmu pengetahuan yang lain. Dalam kegiatan program
ekstrakurikuler pramuka diharapkan siswa memiliki karakter yang baik.
Anakanak sekarang ini dihadapkan pada dua masalah
besar yakni masalah sosial dan masalah kebangsaan. Masalah sosial terlihat dari
terpuruknya mental anak anak diantaranya; penggunaan obat terlarang,
perkelahian, tawuran, dan kekerasan, serta kriminalitas. Sedangkan masalah
kebangsaan meliputi antara lain solidaritas sosial rendah, semangat kebangsaan
rendah, semangat persatuan dan kesatuan rendah. Di SDN Poris Pelawad 3
anakanak sering sekali bolos, perkelahian, tawuran, serta kriminalitas hal ini
terjadi karena lokasi SDN Poris Pelawad 3 terletak berdampingan dengan terminal
Poris Pelawad, Pasar tradisional, serta stasiun kereta api. Untuk itulah
peneliti mencoba menggali lebih dalam lagi apakah aktivitas pelaksanaan gerakan
pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib pada lembaga pendidikan formal dapat
mencapai tujuan utamanya yaitu untuk anakanak yang berkarakter, menanamkan
semangat kebangsaan, dan meningkatkan keterampilan.
Berdasarkan teori tersebut pendidikan di negara
Indonesia tidak boleh lepas dari unsur religi, dan pendidikan harus tetap terus
menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam berbagai kegiatan di sekolah. Untuk
memperoleh kualitas pendidikan yang unggul juga dibutuhkan adanya kesehatan
fisik untuk itu duniapendidikan khususnya sekolah-sekolah diperlukan kegiatan
untuk menunjang kesehatan fisik peserta didiknya. Kurikulum sekolah tidak hanya
mengajari peserta didik untuk dapat membaca, menulis, dan matematika saja,
manakala peserta didik mencapai usia yang pada saat itu mereka mulai
menggunakan kecerdasan dan harus mengembangkan pikirannya, pada titik ini
sistem pendidikan meninggalkan mereka untuk membiarkan mereka membentuk
karakter dirinya sendiri seumur hidupnya.
Berpedoman pada pilar-pilar tersebut dan juga di tengah
merosotnya moral generasi penerus bangsa maka pendidikan pramuka memiliki peran
yang sangat strategis dalam melengkapi pembelajaran di sekolah, sehingga tepat
sekali jika memilih kepramukaan masuk dalam kurikulum pendidikan nasional.
Untuk membangun sikap tidak bisa dilakukan hanya didalam kelas saja, tetapi
dibentuk melalui kegiatan ekstrakurikuler dan ko-kurikuler, oleh karena itu
kegiatan pramuka dilaksanakan dalam setiap sekolah.
Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, khususnya mengenai evaluasi
implementasi program Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan
Cipondoh Kota Tangerang Banten.
Pedoman dalam kegiatan ekstrakurikuler disusun
berdasarkan lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum dalam pedoman
kegiatan ekstrakurikuler, dan menetapkan ekstrakurikuler wajib adalah pramuka.
Dalam kurun waktu tertentu gerakan pramuka kurang dirasakan penting oleh
siswa-siswa SDN Poris Pelawad 3 karena mereka menganggap gerakan pramuka kuno,
ketinggalan zaman, tidak menarik, tidak aspiratif, tidak dinamis, monoton dan tidak
mengikuti perkembangan jaman.
Pemahaman masyarakat akan gerakan pramuka baru terbatas
bahwa kegiatan pramuka itu hanya tepuk tangan, tepuk pramuka, berkemah, hiking
dan karena kegiatan itu tidak bisa bersosialisasi sehingga citra gerakan
pramuka di tengah-tengah masyarakat hanya terbatas pada pemahaman itu saja.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik sekali untuk
mengadakan penelitian di SDN Poris Pelawad 3 dengan mengambil judul:
Implementasi Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Peneliti memfokuskan pada
aktualisasi implementasi kegiatan pramuka di SDN Poris Pelawad 3 Kecamatan
Cipondoh
METODE
Berdasarkan karakteristik program yang akan
di teliti, yaitu program supervisi dalam peningkatan Kinerja Guru, maka peneliti menetapkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi
model CIPP (Contect, Input, Process, dan Product). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut
Pembina Putri bahwa Pramuka
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki tujuan yang jelas, mendidik kaum muda
dengan prisnsip dan metode kepramukaan yang semuanya itu dapat
disesuaikan dengan keadaan (Rabbaniyah & Sujanto, 2019). Tempat berkumpulnya anak-anak dengan orang dewasa dengan kegiatan-kegiatan
yang menyenangkan Kegiatan
latihan pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh siswa dan siswi SDN Poris Pelawad 3, seperti yang dikemukakan Kepala Sekolah menyatakan bahwa:
Kegiatan pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler
yang wajib diikuti oleh seluruh siswa dan siswi. Kegiatan pramuka ini mulai
diterapkan di sekolah dari tahun 1990. Pada saat itu, kegiatan ekstrakurikuler
pramuka di SDN Poris Pelawad 3 ditangani oleh seorang pembina, namun seiring dengan
kemajuan sekolah yang semakin pesat, saat ini kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di sekolah ini sudah
dibina oleh beberapa orang,
yaitu seorang pembina dari SDN Poris Pelawad 3 dan beberapa pembina lain dari luar sekolah.
Sebagaimana disampaikan guru kelas IV SDN Poris Pelawad 3 mengemukakan bahwa:
Pramuka di SDN Poris Pelawad 3 ini sudah ada
mulai tahun 1983, waktu itu kepala
sekolahnya masih bapak H. Dahlan dan pembinanya hanya ada 1, tapi
sekarang ya kurang bu, karena
muridnya banyak, jadi ya kita
butuh pembina lebih banyak lagi,
karena pramuka ada putera juga puterinya maka dari itu sekolah
juga membutuhkan pembina puteri.
Berdasarkan dokumentasi administrasi pramuka SDN Poris Pelawad 3 diperoleh susunan organisasi pramuka SDN Poris Pelawad 3 sebagai berikut:
Tabel 1
Data
Pembina Pramuka SDN Poris Pelawad 3
No |
Nama |
Jabatan |
Tahun Mulai Bekerja |
Ket |
1. |
Naswita |
Pembina Putra |
1986 |
|
2. |
Asmad |
Pembina Putra |
1990 |
|
3. |
Abdul Haris |
Pembina Putra |
2005 |
|
4. |
Jayadi |
Pembina Putra |
2016 |
|
5. |
Ifah |
Pembina Putri |
2018 |
|
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN Poris Pelawad 3, mencakup 2 jenis kegiatan, yaitu kegiatan mingguan dan kegiatan tahunan. Untuk lebih jelasnya
akan menguraikan kegiatan tersebut:
Kegiatan Mingguan
Kegiatan mingguan adalah kegiatan yang dilakukan setiap seminggu sekali, yaitu kegiatan
yang dilakukan rutin setiap hari Sabtu.
Seluruh siswa mulai kelas 3 sampai
kelas 5 wajib mengikutinya (Kusumawati,
2022b). Kegiatan
latihan pramuka rutin setiap hari
Sabtu ini perlu dilaksanakan guna pembinaan karakter siswa siswi sekolah tersebut,
seperti yang dikemukakan Kepala SDN Poris Pelawad 3 menyatakan bahwa: Kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini memang sangat penting untuk dilaksanakan,
semua siswa mulai dari yang duduk di kelas III sampai kelas V wajib mengikutinya.
Jadwalnya setelah kegiatan belajar, agar tidak mengganggu pelajaran yaitu hari Sabtu pukul
10.30-12.00
Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan dilapangan. Peneliti menemukan bahwa implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Sekolah Dasar Negeri Sukun 3 Malang ini didampingi oleh beberapa pembina pramuka. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka ini setiap
hari Sabtunya dimulai pada pukul 10.30 WIB dan selesai pada pukul 12.00 yaitu setelah kegiatan
pembelajaran selesai, tujuannya adalah semua siswa dari
kelas 3 sampai kelas 5 dapat mengikutinya
dan tidak mengganggu pelajaran. Berdasarkan dokumentasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka setiap minggunya terjadwal dan tersusun rapi sesuai rencana
kegiatan yang sudah ditetapkan sebelumnya (Widodo &
Yulianti, 2020). Kegiatan
pramuka tersebut disusun setiap minggunya agar memudahkan dalam melaksanakannya.
Berdasarkan
observasi di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan latihan pramuka dimulai dengan breafing sebelum upacara dilanjutkan upacara pembukaan atau apel, seluruh siswa
wajib mengikuti (Susanto et al.,
2022). Mereka berkumpul dengan regu dan barungnya masing-
masing. Petugas upacara setiap minggunya bergantian, diambil dari barung ataupun
regu yang terbaik. Setelah apel selesai
semua barung dan regu dikumpulkan bersama dengan anggotanya (Julita, 2021). Pembina membagikan
materi kepada ketua barung dan ketua regu untuk
disampaikan kepada anggotanya, Pada saat ini pembina melakukan
pengamatan. Setelah materi selesai disampaikan, tugas untuk masing- masing anggota regu dan anggota barung adalah menghafalkan
materi tersebut. Kemudian pembina memberikan soal kepada masing-masing barung dan regu. Mereka diberi
waktu 15 menit untuk mengerjakan (Muspiroh, 2016). Setelah selesai, maka diumumkan
hasil pengamatan Pembina
juga hasil nilai soal pada pertemuan sebelumnya.
Guru Pembina
Pramuka, selaku Kakak Pembina pramuka di SDN Poris Pelawad 3, bapak Sumariyono menyatakan: Kegiatan pramuka disekolah ini seperti biasa
dilakukan setelah jam pelajaran hari Rabu selesai, kurang lebih jam setengah sebelas, dan nanti diakhiri pukul 12.00 siang, tujuannya ya agar tidak mengganggu
kegiatan pembelajaran, karena pramuka sendiri adalah kegiatan nonformal yang diadakan diluar jam pelajaran berlangsung.
Kegiatan mingguan ini juga digunakan sebagai monitoring perkembangan anak didik setiap minggunya,
yaitu dengan menggunakan kolom pengamatan. Hal tersebut sesuai penjelasan bapak Sumariyono sebagai berikut Setiap pertemuan, kita memantau perkembangan
anak yaitu dengan lembar pengamatan.
Tujuannya untuk melihat kepribadian anak didik kita,
bagaimana perubahan dan perkembangan anak-anak setelah mengikuti kegiatan pramuka ini apakah ada
kemajuan atau tidak pada masing-masing anak (Berkowitz &
Bier, 2005). Kita ambil
contoh misal Andi anak kelas 5 dari
perkemahan nanti bisa kita nilai
kepribadiannya. Baik dari aspek akhlak,
sikapnya setiap hari melalui kolom
penilaian kepribadian siswa untuk mengukur
perkembangan anak tersebut
Wawancara
dengan Pembina pramuka penggalang puteri yang menjadi sumber data pada penelitian ini guna mengetahui keabsahan informasi dan kepastian data yang diperoleh dari informan kunci
yaitu Kak Ifah, selaku Pembina satuan mengemukakan: Dari kegiatan pramuka ini, kami selalu mengadakan pengamatan kepada adik-adik, pembina membagi tugasnya, ada yang mengamati siaga putera, siaga
puteri, penggalang putera dan juga penggalang puteri
Berdasarkan
dokumentasi yang didapatkan
peneliti, pengamatan untuk melihat perkembangan
kepribadian anak didik tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2
Pengamatan Kegiatan Pramuka Siaga
No. Nama
Barung Penilaian Jumlah
A B C D E
1. Barung Hijau 20 25 15 10 10 80
2. Barung
Putih -
3. Barung Hitam 15 20 15 10 7 67
4. Barung Kuning 20 25 17 10 15 87
5. Barung Biru 20 25 20 15 11 81
6. Barung Jingga 20 25 20 10 15 87
7. Barung Ungu 20 30 14 10 15 89
8. Barung Merah 20 25 15 15 14 84
Tabel 7
Pengamatan Kegiatan Pramuka Pramuka Penggalang
No. Nama Barung Penilaian Jumlah
A B C D E
1. Regu Gagak Hitam 20 25 20 15 14 94
2. Regu Naga Merah 15 20 15 12 10 72
3. Regu Elang 15 20 20 15 10 80
4. Regu Singa 20 25 20 15 8 88
5. Regu Garuda 20 25 20 8 12 85
6. Regu Teratai Merah 20 25 20 11 15 91
7. Regu
Teratai Ungu
20 30 20 15 15
100
8. Regu Teratai Emas 15 20 15 10 8 68
9. Regu Melati 20 25 15 11 15 86
10. Regu Anggrek Bulan 20 25 15 10 11 81
Keterangan penilaian:
A = Kehadiran : skor maksimal 20
B = TPM (Teknik Penyampaian
materi): skor maksimal 30
C = Tanggung
Jawab : skor maksimal 20
D = Kerja
Sama : skor
maksimal 15
E = Disiplin/Tertib : skor maksimal 15
Kegiatan Tahunan
Kegiatan tahunan adalah kegiatan yang diadakan setiap satu tahun
sekali, kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan perkemahan (Syamsunardi & Syam, 2019). Untuk lebih jelasnya
berikut penjelasan pembina putra: Perkemahan merupakan kegiatan hidup di alam terbuka, biasanya
menggunakan tenda, adanya api unggun
dan lain-lain. Kalau disini
biasanya kita kemah di halaman sekolah, bulan Juni kemarin disini
juga diadakan perkemahan
dan semua pihak memberi respon positif, mengingat begitu pentingnya kegiatan pramuka. Banyak sekali kegiatan perkemahan yang dapat mengembangkan karakter anak didik, seperti
kemandirian, tanggung jawab dan lain-lain
Kegiatan perkemahan merupakan kegiatan yang positif, tujuannya untuk pendidikan watak, melatih keterampilan juga berorganisasi. Perkemahan di SDN Poris Pelawad 3 diadakan setiap satu tahun sekali,
pada liburan akhir semester
2. Kegiatan pramuka di SDN Poris Pelawad 3 dengan nama pangkalan
Sultan Maulana Hasannudin/ Nyimas
melati dan gugus depan SDN Poris Pelawad 3 Sama seperti di sekolah-sekolah yang lain, pramuka
di SDN ini juga menggunakan
sistem satuan terpisah, seperti yang dijelaskan
.: ya di SDN Poris Pelawad 3 ini, ada 1 pembina
putera yaitu saya sendiri dan 2 pembina puteri. Karena dalam pramuka ada
sistem satuan terpisah antara putera dan puteri, kami juga membagi anak-anak menjadi 4 kelompok besar yaitu untuk
siaga ada barung putera dan juga barung puteri, kemudian untuk penggalang juga ada beberapa regu putera
dan beberapa regu puteri.
Berdasarkan hasil observasi peneliti tentang sistem satuan terpisah yang ada di SDN Poris Pelawad 3, ditemukan ada 18 kelompok, yaitu 4 barung putera dan 4 barung puteri, serta 5 regu putera dan 5 regu puteri, dengan
jumlah total 171 siswa (Berkowitz & Bier, 2005). Nilai-Nilai
Karakter dari Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Pendidikan Kepramukaan adalah
proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka
melalui penghayatan dan
Hasil wawancara dengan Kak Jayadi, Pembina Pramuka SDN Poris Pelawad 3, pada pengamalan nilai-nilai kepramukaan, siswa diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan.
Maka dari itu agar siswa mau dan terbiasa menerapkan nilai-nilai karakter tersebut perlu adanya pembinaan
agar lebih efektif (Hermansyah & Sumarsono, 2021).
Hasil observasi dilapangan menunjukkan banyak piala dan piagam yang menunjukkan prestasi anak-anak pramuka SDN Poris Pelawad 3. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti mendapati bahwa implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter siswa SDN Poris Pelawad 3 memang pantas untuk
dikatakan sebagai sekolah yang mampu mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler, hal ini terbukti
dengan adanya penanaman dan pembinaan karakter siswa-siswi melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang begitu terlihat dari kegiatan-kegiatannya.
Waktu
Latihan dan jumlah pembina
yang terbatas.
Pada wawancara yang dilakukan pada guru pembina pramuka, menjelaskan; ...sekarang ini kegiatan
pramuka di Sukun 3 masih kurang maksimal,
karena waktu pembina untuk mengajar
masih berbenturan dengan jadwal kuliah
dan yang ditangani bukan hanya itu saja.
Terkadang ada juga orang tua yang tidak tega melihat anaknya
latihan pramuka dilapangan karena panas.
Peneliti
juga mengadakan wawancara dengan pembina putri mengemukakan: Siswa-siswi terkadang sulit untuk dikondisikan
karena waktu kegiatan pramuka ini dilakukan setelah
KBM, ada anak yang tidak mengikuti kegiatan pramuka kemudian saya tanya
kenapa kamu tidak mengikuti pramuka? Lalu siswa tersebut menjawab males Kak, panas. Bahkan ada
juga yang beralasan sakit
agar tidak disuruh mengikuti kegiatan pramuka. Sehingga perlu untuk membujuk
mereka, sihingga kegiatan ini juga mamkan waktu yang cukup lama.
Peneliti
juga mengadakan wawancara dengan kepala sekolah
guna mengetahui kendala dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter siswa di SDN Poris Pelawad 3. Hariyanto selaku Kepala SDN Poris Pelawad 3 mengemukakan: Masalahnya adalah kurangnya komunikasi, juga rapat koordinasi antara pembina pramuka dengan pihak sekolah, baik kepala sekolah,
guru dan juga wali kelas untuk mencari jalan
guna memperbaiki pelaksanaan kegiatan pramuka.
Berdasarkan hasil observasi, sebelum jam kegiatan pramuka habis banyak
orang tua yang menjemput anaknya, sehingga banyak anak mencari
alasan tidak mengikuti pramuka, seperti dijemput orang tua, tidak boleh
kepanasan dan lain-lain. Sarana dan Prasarana yang belum memadai. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan, sarana prasarana kegiatan pramuka masih sangat terbatas, banyak tongkat yang sudah rusak, sanggar
pramuka yang tidak terawat, administrasi yang belum lengkap.88 Dari kedua jawaban diatas jelas sekali bahwasanya
yang menjadi kendala utama dalam pembinaan
karakter siswa-siswa SDN Poris Pelawad 3 ini adalah: (1) pembina belum menemukan
waktu latihan yang sesuai, karena pembina pramuka masih terbebani dengan jadwal kuliah,
(2) kurangnya koordinasi anatara pembina dengan pihak sekolah,
(3) ketidakpercayaan orang tua,
dan (4) sarana prasarana
yang belum memadai. Solusi Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam Pembinaan Karakter Siswa.
Pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki visi, misi, arah,
tujuan dan strategi yang jelas.
Gerakan Pramuka mendidik kaum muda Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang dalam implementasinya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia.
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan nilai-nilai karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan. Maka dari itu
agar siswa mau dan terbiasa menerapkan nilai-nilai karakter tersebut perlu adanya pembinaan agar lebih efektif.
Karakter
yang dikehendaki dalam pendidikan kepramukaan yaitu karakter yang dinamis artinya bukan karakter yang statis/mati/dipaksakan. Penanaman dan pembinaan karakter dalam pramuka dilaksanakan melalui latihan maupun hidup sehari-hari
dalam bentuk: a) Penerapan/penggunaan kode-kode kehormatan dan ketentuan moral, b) dalam upacara-upacara dan c) Latihan-latihan/permainan.
Implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan
karakter siswa SDN Poris Pelawad 3 telah berhasil, dilihat dari kenyataan
yang ada SDN Poris Pelawad 3 telah mampu menyeimbangkan antara proses dengan hasil melalui berbagai
kegiatan, sehingga menjadi daya tarik
tersendiri dimata masyarakat. Kegiatan tersebut yaitu: dilaksanakan di SDN Poris Pelawad 3 setiap minggunya dengan didampingi beberapa Pembina pramuka.
Kegiatan Tahunan, Kegiatan tahunan yang dimaksud adalah perkemahan di SDN Poris Pelawad 3 diadakan setiap satu tahun sekali,
pada liburan akhir
semester. Ada beberapa prinsip
dalam implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka agar pendidikan karakter dapat berjalan efektif, diantaranya:
Sistem beregu tujuannya adalah mengembangkan dan membina dalam hal
bertanggungjawab, bermoral,
berkemampuan, dan berdemokrasi.
Sistem Tanda Kecakapan tujuannya memotivasi anak didik, agar giat belajar dan berkarya; (a) Prinsip Kesesuaian dengan Perkembangan Jasmani dan Rohani. (b) Prinsip kegiatan mengandung unsur edukatif. (c) Prinsip hidup sederhana.
(d) Sistem satuan terpisah. (e) Sistem among.
Pada bentuk pelaksanaan di SDN Poris Pelawad 3, terdapat beberapa prinsip yang telah diterapkan diantaranya: Pelaksanaan kegiatan pramuka di SDN Poris Pelawad 3 ini dilakukan dengan
sistem beregu, siaga terbagi menjadi
4 barung putera dan 4 barung puteri dan penggalang terbagi 5 regu putera dan 5 regu puteri. Tujuan
diadakannya sistem beregu dalam kegiatan
pramuka ini adalah untuk mengembangkan
dan membina anak agar bertanggungjawab, melatih percaya diri serta
memiliki jiwa kepemimpinan. Pelaksanaan kegiatan pramuka ini dibina oleh beberapa pembina pramuka. Seorang pembina sebagai pamong, juga harus memiliki keteladanan dan dapat dijadikan panutan bagi anak
didiknya.
Nilai-Nilai Karakter dari
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Nilai-nilai karakter dari adanya
implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Sekolah Dasar Negeri Sukun 3
Malang, berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka untuk lebih jelasnya
akan dibahas lebih lanjut. Nilai-nilai karakter yang dapat dibentuk dari kegiatan ekstrakurikuler
pramuka tersebut yaitu:
Tanggung jawab, yaitu sikap
dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, merupakan pengamalan dharma ke 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.4 Penerapannya melalui kegiatan breaving regu, pemilihan regu terbaik untuk
menjadi petugas upacara, kegiatan mendirikan tenda, serta pembagian anggota untuk mengikuti
perlombaan juga menanamkan
rasa tanggung jawab untuk melaksanakan hak dan kewajiban mereka.
Demokratis, yaitu cara berfikir,
bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain, merupakan
pengamalan dharma ke 4. Patuh dan suka bermusyawarah. Penerapannya melalui pemilihan regu terbaik melalui
seleksi mengajarkan anak memiliki karakter
demokratis.
Percaya Diri yaitu Percaya
diri adalah kepercayaan seseorang akan kemampuan dirinya sendiri6, penerapannya melalui kegiatan mingguan misalnya menjadi petugas upacara, atau mengikuti
perlombaan-perlombaan.
Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, merupakan pengamalan dharma ke 8. Disiplin Berani dan setia. Penerapannya melalui kegiatan upacara, anak didik
diajarkan untuk tertib dan disiplin dalam berperilaku.
Cinta tanah air yaitu cara berfikir,
bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa8, merupakan pengamalan dharma ke 3. Patriot
yang sopan dan ksatria. Penerapannya melalui kegiatan upacara anak diajarkan untuk cinta tahan
air, bangsa dan juga agama (Ayodeji et al., 2021).
Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya, merupakan pengamalan dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan
yang maha esa. Penerapannya, dalam kegiatan pramuka sesuai dengan sistem
beregu anak dikumpulkan dengan anggota barung dan regunya secara acak tanpa memandang
perbedaan yang dimiliki.
Rasa ingin tahu yaitu sikap
dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar, nilai ini disebutkan dalam UU No 12 Tahun 2012. Penerapannya melalui kegiatan penyampaian materi dimana kegiatan
dilaksanakan di alam terbuka dengan metode yang menarik dan menantang.
Gemar membaca yaitu kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya, merupakan pengamalan darma ke 6. Ranjin, trampil
dan gembira. Penerapannya melalui kegiatan pemberian materi kepramukaan Pembina memberikan waktu kepada barung
dan regu untuk memahami materi dengan member kesempatan untuk membacanya terlebih dahulu.
Bersahabat yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan
orang lain, merupakan pengamalan
darma ke 4. Patuh dan suka bermusyawarah. Penerapannya melalui kegiatan mengerjakan tugas dimana mereka harus
menyelesaikan tugas yang diberikan bersama kelompoknya. Sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, merupakan pengamalan dharma ke 10. Suci dalam
fikiran perkataan dan perbuatan. Penerapannya melalui kegiatan pemberian tugas, dimana anak didik
harus mengerjakan tugas yang diberikan dengan jujur tidak
boleh curang dan menyontek.
Cinta Damai yaitu Sikap, perkataan,
dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara. Penerapannya melalui pembiasaan bergaul dengan teman-temannya, sehingga anak terbiasa
hidup di masyarakat.
Mandiri yaitu sikap suka
bekerja keras, tidak mau menggantungkan
diri pada orang lain, penerapannya
yaitu melalui keiatan perkemahan anak dilatih untuk
hidup mandiri.
Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain, merupakan pengamalan dharma ke 1 (Ayatullah, 2018). Takwa kepada Tuhan
yang maha esa. Penerapannya melalui kegiatan shalat berjamaah dan tadarus Al-Quran bagi yang beragama Islam, sedang untuk yang non muslim harus menghormati yang muslim begitu juga sebaliknya.
Kreatif yaitu memiliki
arti mampu menghasilkan sesuatu yang baru, penerapannya melalui pentas seni, lomba membuat
mading serta lomba menghias taman. Peduli lingkungan
yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi18, merupakan pengamalan dharma ke 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Penerapannya melalui kegiatan bersih diri dan lomba kebersihan lingkungan.
Peduli sosial yaitu sikap
dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan, merupakan pengamalan dharma ke 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
Penerapannya melalui bakti lingkungan masyarakat sekitar, dimana anak harus
membantu masyarakat yang tinggal disekitar tempat perkemahan.
Semangat Kebangsaan adalah cara berpikir, bersikap dan bertindak serta berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. penerapannya melalui pelaksanaan kegiatan upacara pembukaan latihan, upacara api unggun,
upacara pelantikan dan
lain-lain (Ambiyar & Dewi, 2019).
Kerja Keras adalah sebuah
tindakan atau perbuatan yang menggambarkan perilaku seseorang yang melakukan usaha atau perbuatan sekuat tenaga, semangat tinggi untuk mencapai yang didinginkan. Penerapannya melalui kegiatan pendirian tenda, membuat pioneering, dan lain-lain.
Menghargai Prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain. Penerapannya siswa mengikuti berbagai perlombaan baik ditingkat gugus, ranting maupun cabang.
Kendala-Kendala Implementasi
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Waktu latihan dan jumlah pembina yang terbatas, karena kegiatan pramuka setiap minggunya dilakukan pada hari Sabtu pukul 10.30 sampai 12.00 wib setelah KBM selesai, maka anak-anak sudah merasa lelah
dan capek. Selain itu, jumlah pembina
yang masih terbatas dan pembina juga belum bisa melatih dengan
maksimal karena masih terbebani dengan kegiatan kuliah.
KESIMPULAN
Implementasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan
karakter siswa SDN Poris Pelawad 3 Rabu dan kegiatan tahunan yaitu perkemahan setiap akhir semester, dengan didampingi beberapa Pembina. Kegiatan pramuka di SDN Poris Pelawad 3 menggunakan sistem beregu, juga dengan sistem satuan
terpisah. Dalam setiap kegiatannya pramuka selalu menggunakan unsur edukatif (pendidikan), menerapkan pola hidup sederhana dan dengan sistem among, dengan pembina sebagai pamong. Pembina pramuka harus mempunyai
keteladanan sehingga dapat dijadikan panutan anak didiknya
agar penanaman pembinaan karakter siswa dapat terlaksana sesuai harapan.
Nilai-nilai karakter dari implementasi
kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan
karakter siswa SDN Poris Pelawad 3 ada adalah: tanggung
jawab, demokratis, percaya diri, disiplin,
cinta tanah air, toleransi, rasa ingin tahu, gemar membaca,
bersahabat, jujur, mandiri, kreatif, religius, peduli lingkungan, peduli sosial, semangat kebangsaan, cinta damai, kerja keras
dan menghargai prestasi.
Kendala dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam pembinaan karakter siswa SDN Poris Pelawad 3 adalah: a) Waktu latihan dan jumlah pembina masih terbatas, b) Kurang adanya koordinasi dan kerjasama antara Pembina pramuka dan pihak sekolah seperti guru, wali kelas dan kepala sekolah, c) Ketidakpercayaan orang tua kepada pengelola satuan gerakan pramuka dan kekhawatiran orang tua kepada putra-putrinya
karena jauh dari mereka, dan d) Sarana prasarana yang belum memadai.
BIBLIOGRAFI
Ambiyar,
A., & Dewi, M. (2019). Metodologi Penelitian Evaluasi Program.
Alfabeta.
Ayatullah,
A. (2018). Peningkatan Keprofesionalan Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di Mts Arrohmaniyah Nw Senyiur. Palapa, 6(2), 4974.
Ayodeji,
I. O., Emmanuel, O. O., & Olajiire, E. O. (2021). Impact Of Total Quality
Management On Organisational Performance. International Journal Of Research
In Commerce And Management Studies, 3(3), 2132.
Berkowitz,
M. W., & Bier, M. C. (2005). What Works In Character Education: A
Research-Driven Guide For Educators. Washington, Dc: Character Education Partnership.
Haryanto,
J., & Salvetri, S. (2022). Survey Of Teacher Social Competency. Journal
Of Educational And Learning Studies, 5(1), 6367.
Hermansyah,
A. K., & Sumarsono, A. (2021). Analisis Kompetensi Profesional Guru Sekolah
Dasar Di Daerah Perbatasan Ri/Png. Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 8(1), 114.
Jp, S.
H. (2021). Tugas Dinas Pendidikan Dan Dinas Pemuda Dan Olahraga Dalam
Melakukan Pembinaan Dan Pengembangan Dan Pelestarian Olahraga Tradisional Asli
Kuantan Singingi Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 61 Tahun 2019 (Di Desa
Langsat Hulu Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi).
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Julita,
V. (2021). Analisis Kompetensi Sosial Guru Kelas V B Sdn 001 Pasar Lubuk Jambi
Kab. Kuantan Singingi.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.23887/Jp2.V4i2.39334
Kusumawati,
E. (2022a). Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Negeri Melalui Implementasi Total
Quality Management. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(11),
1640416414.
Kusumawati,
E. (2022b). School Committee Participation In Realizing The Quality Of
Education. 10(5), 880886.
Kusumawati,
E., & Triwahyono, H. (2021). Effects Of Self-Awareness And Sense Of
Belonging On Teachers Professionalism. 12(2), 27252728.
Maunah,
B. (2015). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan Kepribadian
Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, 6(1).
Muspiroh,
N. (2016). Peran Kompetensi Sosial Guru Dalam Menciptakan Efektifitas
Pembelajaran. Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 4(2).
Rabbaniyah,
S. R. S., & Sujanto, B. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di Man 4 Jakarta. Improvement: Jurnal
Ilmiah Untuk Peningkatan Mutu Manajemen Pendidikan, 6(1), 2130.
Reza, E.
(2014). Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan Dalam Penanaman Karakter
Siswa Di Sma Negeri 14 Surabaya. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 5(2),
113.
Susanto,
H. A., Suswandari, M., Kusumaningsih, D., & Mulyati, S. (2022). Competency
Development Of Elementary School Teachers Through Lesson Study Implemaentation
In The Independent Learning Curriculum. Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 9(2), 7997.
Syamsunardi,
S. P., & Syam, N. (2019). Pendidikan Karakter Keluarga Dan Sekolah.
Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.
Widodo,
S., & Yulianti, Y. (2020). Membangun Sekolah Dasar Berbasis Mutu Di
Indonesia Untuk Meningkatkan Kualitas Lulusan. Akselerasi: Jurnal Pendidikan
Guru Mi, 1(1), 1530.
Young,
G. (2007). Evaluation Can Cross The Boundaries: The Case Of Transport Canada. Canadian
Journal Of Program Evaluation, 21(3), 7392.
Copyright holder: Nasa (2023) |
First publication right: |
This article is licensed under: |