Volume 4, No. 5 Mei
2023
p-ISSN 2721-3854 | e-ISSN 2721-2769
DOI:
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP
MANAJEMEN MUTU SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK
Erni
Kurniati
Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta, Indonesia
Email: ernikurniati69@gmail.com
Abstrak:
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Budaya Organisasi Dan Komunikasi
Interpersonal Guru Terhadap Manajemen Mutu Sekolah Taman Kanak-Kanak
Se-Kecamatan Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif pendekatan
kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah Budaya Organisasi, Komunikasi
Interpersonal dan Manajemen Mutu. Populasi pada penelitian ini adalah guru di
Kecamatan Tangerang sebanyak 222 orang dari 37 TK. Pengambilan sampel
menggunakan teknik random sampling dan diperoleh sampel penelitian sebesar 143 guru
dan 30 guru sebagai uji coba. Pengumpulan data dilakukan dengan angket. Uji
validitas menggunakan korelasi product moment dan reliabilitas menggunakan
alpha cronbach. Hasil Penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1)
Terdapat pengaruh positif dan signifikan Budaya Organisasi terhadap Manajemen
Mutu Sekolah TK di Kecamatan Tangerang Kota Tangerang, dengan nilai r hitung
sebesar 0,559, nilai β = 0,580 dan nilai t = 8,001 dengan nilai signifikan
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. 2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Komunikasi Interpersonal terhadap Manajemen Mutu Sekolah TK di Kecamatan
Tangerang Kota Tangerang, dengan nilai t hitung sebesar 11,822 dengan nilai
signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, nilai r = 0,706 dan β =
0,706. 3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Budaya Organisasi terhadap
Komunikasi Interpersonal Guru TK di Kecamatan Tangerang Kota Tangerang, dengan
nilai t hitung sebesar 6,045 dengan nilai signifikan 0,000 yang lebih kecil dari
0,05, nilai r dan β = 0,454.
Kata Kunci: Budaya Organisasi; Komunikasi Interpersonal Guru; Manajemen Mutu Sekolah.
Abstract:
This study
aims to determine the influence of organizational culture and teacher
interpersonal communication on the quality management of kindergarten schools
in the Tangerang District. This study uses a descriptive quantitative approach.
The variables in this study are Organizational Culture, Interpersonal
Communication and Quality Management. The population in this study were 222
teachers in the Tangerang District from 37 Kindergartens. Sampling used a
random sampling technique and obtained a sample of 143 teachers and 30 teachers
as a trial. Data collection is done by questionnaire. Validity test using
product moment correlation and reliability using alpha cronbach. The results of
the study obtained the following conclusions: 1) There is a positive and
significant influence of Organizational Culture on the Quality Management of
Kindergarten Schools in Tangerang District, Tangerang City, with an r count
value of 0.559, β value = 0.580 and t value = 8.001 with a smaller
significant value of 0.000 from 0.05. 2) There is a positive and significant
influence of Interpersonal Communication on the Quality Management of
Kindergarten Schools in Tangerang District, Tangerang City, with a t-value of
11.822 with a significant value of 0.000 which is less than 0.05, the value of
r = 0.706 and β = 0.706. 3) There is a positive and significant influence
of Organizational Culture on Interpersonal Communication of Kindergarten
Teachers in Tangerang District, Tangerang City, with a t-value of 6.045 with a
significant value of 0.000 which is less than 0.05, the value of r and β =
0.454.
Keywords: Organizational Culture; Teacher Interpersonal Communication; Quality
Management.
PENDAHULUAN
Orientasi mutu mengupayakan keseriusan dalam
berkomitmen terhadap kesepakatan suatu lembaga atau organisasi terutama lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan adalah tempat untuk menumbuhkembangkan; logika,
etika dan estetika jadi antara kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
berjalan serasi, seiring dan sejalan, berdampingan satu dengan yang lain
sehingga bila kita sudah dalam satu persepsi, satu gerakan dan satu tujuan maka
diyakini akan mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas pendidikan (Rabbaniyah & Sujanto, 2019).
Manajemen peningkatan mutu sekolah adalah suatu metode
peningkatan mutu yang bertumpu pada sekolah itu sendiri, mengaplikasikan
sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif dan
kualitatif, dan pemberdayaan semua komponen sekolah untuk secara
berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sekolah guna
memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat (Supadi, 2021). Dalam peningkatan manajemen peningkatan mutu,
terkandung upaya: (a) Mengendalikan proses yang berlangsung di sekolah baik
kurikuler maupun administrasi. (b) Melibatkan proses diagnosis dan proses
tindakan untuk menindaklanjuti diagnosis. (c) Memerlukan partisipasi semua
pihak: kepala sekolah, guru, staf administrasi, siswa, orangtua dan pakar (Hadis & Nurhayati, 2012).
Tujuan peningkatan mutu pengelolaan satuan pendidikan
melalui pendekatan proses atau sistem adalah tercapainya jaminan kualitas
(quality assurance) yang sudah dijanjikan kepada orang tua dan masyarakat.
Satuan pendidikan harus berani dan percaya diri dengan menyampaikan jaminan
kualitas (quality assurance) tersebut secara terbuka dengan menginformasikan
sejak awal kepada orang tua/masyarakat (Safitri et al., 2020). Bisa dengan menempelkan jaminan kualitas tersebut di
gerbang depan sekolah bersamaan dengan informasi visi dan misi sekolah, bisa
juga melalui website sekolah serta penjelasan program di awal tahun.
Hal ini dilakukan karena sekolah sudah melakukan pendekatan
proses yang sudah dibuat dengan baik berkaitan pembelajaran ataupun kesiswaan.
Dimulai dengan sasaran mutu, identifikasi penanganan risiko, pembuatan prosedur
kerja, instruksi kerja, SOP, formulir kerja, audit internal, dan eksternal
serta melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu
prioritas pembangunan di bidang pendidikan nasional dewasa ini dan mendatang.
Prioritas ini didasarkan pada kebijaksanaan sebelumnya yang lebih menekankan
kepada perluasan dan kesempatan belajar sehingga mutunya sedikit terabaikan.
Selain itu, tentunya tuntutan terhadap mutu pendidikan semakin kuat sejalan
dengan perkembangan dan pertumbuhan di setiap sektor kehidupan di masa kini dan
mendatang.
Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan kini
sebenarnya telah, sedang dan akan terus dilaksanakan secara bertahap dan
berkelanjutan. Mulai dari peningkatan kualitas pendidikan pra sekolah, dasar,
menengah sampai dengan perguruan tinggi. Salah satu upaya yang dewasa ini sedang
disosialisasikan dan dianggap tepat dan dapat memobilisasi segala sumber daya
pendidikan adalah melalui Total Quality Management in Education atau Manajemen
Mutu Terpadu (MMT).
Pendekatan TQM dalam pendidikan tidak hanya melibatkan
pencapaian kualitas tinggi tetapi juga mempengaruhi semua segmen proses
pendidikan, organisasi, manajemen, hubungan interpersonal, material, dan sumber
daya manusia (Khurniawan et al., 2020). Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sebagaimana
yang menjadi kebijakan pemerintah, maka banyak sekolah yang memperbaiki mutu,
di antara sekolah yang ikut perbaikan mutu pendidikan adalah Taman Kanak-Kanak
di Kecamatan Tangerang. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) belum secara
sempurna karena masih banyak hal-hal yang dilakukan oleh Taman Kanak-Kanak yang
belum sepenuhnya mengarah kepada penerapan MMT karena keterbatasan-keterbatasan
yang ada (Kusumawati, 2022b).
Agar pendidik yang profesional dan memiliki peran
penting dalam pembentukan pola pikir dan komunikasi interpersonal yang
komprehensif dan menjadikan insan kamil peserta didik yang dididiknya.
Seyogyanya guru yang bertugas sebagai pendidik dan pengajar dapat menjadi figur
penerus para nabi dan para ulama terdahulu. Guru menjadi suri tauladan bagi
peserta didiknya, serta umat manusia dan generasi penerus pada umumnya hingga
akhir zaman.
Para guru di Indonesia idealnya selalu tampil secara
profesional dengan tugas utamanya adalah mendidik, membimbing, melatih dan
mengembangkan kurikulum (perangkat kurikulum), sebagaimana bunyi prinsip “ing
ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani” (di depan
memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan) (Widiastuti, 2021). Padahal yang menjadi harapan Bangsa Indonesia di masa
mendatang adalah mempunyai generasi muda sebagai penerus yang unggul, bermutu
atau berkualitas dan kompetitif dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat
dan meng-global. Lebih lanjut untuk mewujudkan generasi yang bermutu,
dibutuhkan teladan dari para pendidik sebagai ujung tombak penyelenggara
pendidikan yang bermutu.
Hasil wawancara awal yang dilakukan tanggal 14 April
2022 kepada guru terkait pelaksanaan manajemen mutu terpadu, ditandai dengan:
belum ada proses perencanaan yang dilakukan oleh pihak sekolah yang ditandai
dengan penetapan visi, misi dan tujuan sekolah hanya dirumuskan oleh Kepala
sekolah dan tidak ada keterlibatan dari guru- guru. Penetapan kebijakan juga
tidak didasari oleh analisis dari kekuatan dan peluang untuk meminimalisir
kelemahan dan menghadapi tantangan. Pelaksanakan program ataukegiatan belum berdasarkan
pada kualitas, sehingga sivitas sekolah belum merasa puas terhadap pelayanan
yang ada di sekolah. Masih adanya keluhan yang dirasakan oleh peserta didik dan
orang tua serta masyarakat terhadap kualitas sekolah (Kusumawati, 2022a).
Faktor yang dirasakan mempengaruhi mutu sekolah adalah
budaya organisasi (Ono & Odionye, 2022). Budaya organisasi yang kuat di antaranya dibuktikan
dengan pola komunikasi yang dilakukan secara terbuka oleh semua pihak.
Komunikasi yang dilakukan secara terbuka akan menjamin kelancaran hubungan
informasi dalam organisasi. Budaya organisasi yang terbentuk dari jalinan
interaksi unsur-unsur semua stakeholder sekolah akan membentuk suatu kekuasaan
yang tidak terlihat yang mempengaruhi pemikiran, pembicaraan maupun tindakan
manusia dalam organisasi. Budaya organisasi berfungsi menjadi batasan sikap dan
tingkah laku individu yang ada didalamnya (Saril, 2019). Budaya organisasi akan menumbuhkan identitas dalam
diri setiap guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Budaya organisasi akan
berpengaruh terhadap efektivitas sekolah ditandai dengan hubungan komunikasi
menjadi lebih kondusif dan yang paling penting tercipta motivasi dan disiplin
kerja mencapai tujuan yang lebih baik.
Diketahui dari hasil wawancara awal yang dilakukan
tanggal 15 April 2022 yang dilakukan terhadap tugas-tugas yang diemban guru
didefinisikan secara kurang jelas dan belum terstruktur secara logis (Hynes et al., 2021). Di sekolah sering tidak jelas siapa yang mempunyai
kewenangan untuk mengambil keputusan tertentu. Guru cenderung dibiarkan saja
memecahkan masalah yang dihadapi sendiri. Perencanaan kegiatan kurang
dipersiapkan dengan baik oleh guru. Tidak ada bantuan baik dari sesama guru
maupun kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Standarkinerja sekolah terlalu
tinggi sehingga beberapa guru merasa terbebani dan berimbas pada kinerja
mendidik dan mengajar yang menjadi tugas utama guru. Hasil ini menunjukkan
bahwa masih belum kondusifnya budaya organisasi di Taman Kanak- Kanak Di
Kecamatan Tangerang (Tanjung et al., 2022).
Budaya
organisasi sangat berperan dalam menunjang keberhasilan kinerja, karena
efektivitas organisasi sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi yang ada.
Semakin tinggi pengaruh budaya organisasi, kepuasan kerja dan motivasi kerja
guru semakin tinggi komitmen organisasi guru seperti yang disurvei kepada guru
SD di Sumbul Pegagan Kecamatan Dairi (Kusumawati, 2023). Setiap orang akan bekerja dengan baik dan optimal
apabila didukung oleh budaya organisasi yang baik, sebab budaya organisasi dan
lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan perasaan tenang, nyaman, aman
dan merasa dihargai. Budaya organisasi dipengaruhi oleh struktur dan proses
organisasi yang kondusif sehingga dapat meningkatkan semangat kerja dan kinerja
sehingga dapat mencapai sekolah yang bermutu (Weiss, 2021).
Selain budaya organisasi, faktor yang mempengaruhi
manajemen mutu sekolah adalah komunikasi interpersoanl guru. Komunikasi
interpersonal berpengaruh langsung sebesar 0,509 atau sebesar 50,9% dan
pengaruh tidak langsung sebesar 0,1944 atau 19,44% dan pengaruh totalnya
sebesar 0,7034 atau 70,34%. Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap
kinerja guru sebesar 0,382 atau 38,2%. Komunikasi interpersonal berpengaruh
langsung terhadap kinerja guru sebesar 0,509 atau 50,9%.
Dari hasil wawancara awal yang dilakukan tanggal 18
April 2022 diketahui bahwa komunikasi interpersonal akan memperlancar arus
komunikasi secara vertikal dengan atasan, maupun secara horizontal dengan
sesama rekan guru dan tenaga kependidikan lain. Seorang guru yang memiliki
komunikasi interpersonal yang bagus akan mampu berkomunikasi dengan baik dengan
siapapun, baik dengan atasan, rekan guru, siswa bahkan dengan orang tua murid (Mishra & Sharma, 2021). Komunikasi dua arah yang dijalankan oleh guru akan
sangat berdampak terhadappsikologis siswa maupun dengan lawan bicaranya.
Komunikasi yang terjalin dengan baik dan berkesinambungan akan melahirkan
energi yang positif dan motivasi yang tinggi dalam mencapai sebuah tujuan.
Hasil observasi awal yang dilakukan diketahui bahwa
masih ada guru yang tidak memiliki komunikasi interpersonal yang baik akan
mengalami kesulitan menyampaikan gagasan atau ide mereka kepada lawan bicara.
Guru cendurung menghindar bahkan berdiam diri dalam sebuah suatu forum diskusi.
Komunikasi yang baik akan melahirkan hubungan yang baik dan motivasi yang
tinggi terhadap sebuah tujuan (Wulogening & Timan, 2020). Keterbukaan merupakan salah satu indikator dari
komunikasi interpersonal. Orang yang mampu menerima dan menanggapi sebuah
informasi dengan baik akan membuat orang tersebut memiliki kualitas komunikasi
yang baik terhadap lawan bicara (Basuki et al., 2022). Masih ada guru yang tidak mau menerima masukan dan
saran dari atasan maupun orang tua murid. Hal itu membuat guru malas untuk
berkomunikasi jika mendapatkan sebuah masukan dan memilih untuk menghindar.
Dari hasil hasil penelitian sebelumnya, belum banyak
penelitian yang menghubungkan tiga variabel yaitu budaya organisasi, komunikasi
interpersonal dan manajemen mutu sekolah di taman kanak-kanak sehingga
penelitian ini sangat diperlukan untuk mengkaji pengaruh dari tiga variabel
tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
Budaya Organisasi Dan Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Manajemen Mutu
Sekolah Taman Kanak-Kanak Se-Kecamatan Tangerang. Manfaat dari penelitian ini
(a) Meningkatkan pemahaman tentang budaya organisasi. (b) Meningkatkan
manajemen mutu sekolah taman kanak-kanak.
METODE
Dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode
survai kausal dengan pendekatan analisis jalur. Penyebarkan instrumen dalam
bentuk kuesioner untuk mengambil data tentang pengaruh budaya organisasi dan
komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap manajemen mutu terpadu Taman
kanak-Kanak di Kecamatan Tangerang. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Tangerang. Pemilihan wilayah dan tempat penelitian didasari dari pertimbangan
bahwa penulis bertugas sebagai guru di TK Bonavita sehingga memungkinkan akan
memiliki banyak kemudahan untuk memperoleh data daninformasi yang diperlukan.
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, mulai dari bulan Mei 2022 sampai
dengan Januari 2023.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh langsung positif dan signifikan
Budaya Organisasi terhadap Manajemen Mutu Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat
dinyatakan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh langsung positif terhadap
Manajemen Mutu Sekolah TK di Kecamatan Tangerang. Hal ini dibuktikan dari hasil
uji statistik uji t untuk Budaya Organisasi dengan perolehan nilai r hitung
sebesar 0,559, nilai β = 0,580 dan nilai t = 8,001 dengan nilai signifikan
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Budaya Organisasi berpengaruh
langsung positif terhadap Manajemen Mutu Sekolah. Hasil penelitian ini memberikan
implikasi bagi sekolah agar menciptakan Budaya Organisasi yang kondusif di
sekolah. Budaya Organisasi akan mampu meningkatkan manajemen mutu sekolah (Kankaew &
Treruttanaset, 2021).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya
organisasi sangat berpengaruh dan penting dalam dunia pendidikan. Hal ini
ditunjukkan dengan tingginya presentase mencapai 100%. Dan juga dengan
mengikuti organisasi akan berdampak baik pada nilai akademik, ditunjukkan
dengan 70% mahasiswa merespon berdampak baik, 5% berdampak buruk, 25% tidak
berdampak. Pendapat dari 20 mahasiswa mengatakan bahwa pengaruh budaya
organisasi sangat penting dan berpengaruh serta berdampak baik dalam dunia pendidikan.
Selain itu ada penelitian lain Meryati (2018) dalam penelitiannya tentang Analisis Pengaruh
Budaya Organisasi Sekolah Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Mutu Pendidikan Di
Bekasi. Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil analisa data, ditemukan bahwa:
koefisien korelasi antara Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja Guru
secara bersama-sama terhadap Mutu Pendidikan di SD Islam Terpadu Baitul Jihad
Kemang Pratama 2, Bekasi, adalah positif dengan tingkat hubungan yang sangat kuat,
yaitu sebesar 0,902 dan setelah diuji hipotesa dengan uji F korelasi tersebut
memiliki hubungan yang signifikan. Kemudian didapatkan hasil uji koefisien
regresinya juga menunjukkan hubungan lurus dan positif dilihat dari kontribusi
variabel Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Mutu
Pendidikan di SD Islam Terpadu Baitul Jihad Kemang Pratama 2, Bekasi, dengan
persamaan regresi, yaitu: Y = 13,191 + 0,314 X1 + 1,552 X2
Pengaruh langsung positif Komunikasi
Interpersonal terhadap Manajemen Mutu Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat
dinyatakan bahwa Komunikasi Interpersonal berpengaruh langsung positif terhadap
Manajemen Mutu Sekolah TK di Kecamatan Tangerang Kota Tangerang. Hal ini
dibuktikan dari hasil uji statistik uji t untuk Komunikasi Interpersonal dengan
perolehan nilai t hitung sebesar 11,822 dengan nilai signifikan 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05, nilai r = 0,706 dan β = 0,706. Hal ini berarti
Komunikasi Interpersonal berpengaruh langsung positif terhadap Manajemen Mutu
Sekolah (Novianti &
Sos, 2021). Hasil penelitian ini memberikan implikasi
bagi sekolah agar membuka komunikasi yang seluas-luasnya sehingga ada
komunikasi diantara guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Jacobs &
Crockett, 2021) yang meneliti Komunikasi Interpersonal Kepala
Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan Dan Peningkatan Mutu Di SMA Al-Ulum Kota
Medan menunjukan bahwa Komunikasi merupakan aspek terpenting dalam kehidupan
manusia dibandingkan dengan menulis, membaca. Jarang disadari bahwa tidak
seorang pun dapat melepaskan diri darinya dari aktivitas komunikasi. Oleh karena
itu, komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam satu lembaga. Kepala
sekolah sebagai pimpinan di sekolah memiliki tanggung jawab yang besar untuk
memenuhi harapan dari berbagai pihak yang terkait, sesuai peran dan tugas yaitu
sebagai pemimpin, manajer, pendidik, administrator, inovator, supervisor dan
motivator.
Namun seiring berkembangnya zaman menuju
globalisasi seharusnya kepala sekolah dapat menyesuaikan diri sesuai dengan
fungsinya sebagai kepala sekolah yang profesional. Peningkatan mutu pendidikan
persekolahan sangat ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam
memperdayakan staf pengajar dan anggota komunitasnya secara keseluruhan. Salah
satu indikator keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah diukur dari mutu
pendidikan yang ada disekolah yang dipimpinnya.
Pengaruh langsung positif Budaya
Organisasi terhadap Komunikasi Interpersonal
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat
dinyatakan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh langsung positif terhadap
Komunikasi Interpersonal Guru TK di Kecamatan Tangerang. Hal ini dibuktikan
dari hasil uji statistik uji t untuk Komunikasi Interpersonal dengan perolehan
nilai t hitung sebesar 6,045 dengan nilai signifikan 0,000 yang lebih kecil
dari 0,05, nilai r dan β = 0,454. Hal ini berarti Budaya Organisasi
berpengaruh langsung positif terhadap Komunikasi Interpersonal Guru. Hasil
penelitian ini memberikan implikasi bagi sekolah agar mengembangkan Budaya
Organisasi yang mampu membangkitkan Komunikasi Interpersonal guru.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Gebretsadik,
2022) yang menyimpulkan bahwa (1) Ada hubungan
langsung antara transformasional kepemimpinan, motivasi kerja, disiplin, dan
kinerja guru (2) Ada ada hubungan tidak langsung antara Budaya Organisasi,
pekerjaan motivasi, kinerja guru yang disiplin.
KESIMPULAN
Terdapat pengaruh langsung dan positif Budaya Organisasi terhadap Manajemen Mutu
Sekolah TK di Kecamatan Tangerang Kota Tangerang. Terdapat pengaruh langsung
dan positif Komunikasi Interpersonal terhadap Manajemen Mutu Sekolah TK di Kecamatan
Tangerang Kota Tangerang. Terdapat pengaruh
langsung dan positif Budaya Organisasi terhadap Komunikasi Interpersonal Guru
TK di Kecamatan Tangerang Kota Tangerang.
BIBLIOGRAFI
Basuki,
S., Zainuri, M., Suja’I, H., Wasana, B., & Umaya, N. (2022). Upaya
Meningkatkan Motivasi Kerja Guru Melalui Supervisi Akademik. Journal Locus
Penelitian Dan Pengabdian, 1(7), 533–561. https://doi.org/10.58344/locus.v1i7.125
Gebretsadik,
D. M. (2022). Impact of organizational culture on the effectiveness of public
higher educational institutions in Ethiopia. International Journal of
Leadership in Education, 25(5), 823–842. https://doi.org/https://doi.org/10.1080/13603124.2020.1722248
Hadis,
A., & Nurhayati, B. (2012). Manajemen mutu pendidikan.
Hynes,
R. J., Mickahail, B., & Hauer, J. (2021). Leadership in diverse workforces
in the Covid era: case studies demonstrating best practices of effective and
creative leadership. International Journal of Educational Projects, Genebra,
1, 37–43.
Jacobs,
J., & Crockett, H. (2021). Designing Exceptional Organizational
Cultures: How to Develop Companies where Employees Thrive. Kogan Page
Publishers.
Kankaew,
K., & Treruttanaset, P. (2021). The organization culture affecting job
performance of newly hired employees: A case study of the customs bureau at
Bangkok Suvarnabhumi International Airport, Thailand. In Corporate
leadership and its role in shaping organizational culture and performance
(pp. 129–155). IGI Global.
Khurniawan,
A. W., Sailah, I., Muljono, P., Indriyanto, B., & Maarif, M. S. (2020). An
Analysis of Implementing Total Quality Management in Education: Succes and
Challenging Factors. International Journal of Learning and Development, 10(2),
44–59. https://doi.org/https://doi.org/10.5296/ijld.v10i2.17270
Kusumawati,
E. (2022a). Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Negeri Melalui Implementasi Total
Quality Management. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(11),
16404–16414.
Kusumawati,
E. (2022b). School Committee Participation In Realizing The Quality Of
Education. Infokum NFOKUM, 10(5), 880–886.
Kusumawati,
E. (2023). Efektivitas Kerja Guru. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(3),
1487–1492.
Meryati,
M., Meidarti, T., & Asti, E. G. (2018). Analisis Pengaruh Budaya Organisasi
Sekolah Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Mutu Pendidikan Di Bekasi. Jurnal
Manajemen Kewirausahaan, 15(1), 83–98.
Mishra,
P., & Sharma, S. (2021). Organizational Culture and Its Impact on Student
Engagement: A Study Based on Private and Public Universities in Rajasthan. Entrepreneurship
and Regional Development: Analyzing Growth Models in Emerging Markets,
201–218. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/978-3-030-45521-7_11
Novianti,
E., & Sos, S. (2021). Teori Komunikasi Umum dan Aplikasinya.
Penerbit Andi.
Ono, G.
N., & Odionye, C. M. (2022). Study about Interpersonal Communication for
Development. Research Developments in Arts and Social Studies Vol. 1,
98–108. https://doi.org/https://doi.org/10.9734/bpi/rdass/v1/2481c
Rabbaniyah,
S. R. S., & Sujanto, B. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di MAN 4 Jakarta. Improvement: Jurnal
Ilmiah Untuk Peningkatan Mutu Manajemen Pendidikan, 6(1), 21–30.
Safitri,
A., Kabiba, K., Nasir, N., & Nurlina, N. (2020). Manajemen Pembelajaran
bagi Anak Usia Dini dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1209–1220.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.811
Saril,
S. (2019). Total Quality Management (TQM) sebagai wujud peningkatan mutu
pendidikan. Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 9(2),
963–972.
Supadi,
M. P. (2021). MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN. UNJ PRESS. https://doi.org/https://doi.org/10.5296/ijld.v10i2.17270
Tanjung,
R., Supriani, Y., Mayasari, A., & Arifudin, O. (2022). Manajemen Mutu Dalam
Penyelenggaraan Pendidikan. Jurnal Pendidikan Glasser, 6(1),
29–36.
Weiss,
J. W. (2021). Business ethics: A stakeholder and issues management approach.
Berrett-Koehler Publishers.
Widiastuti,
R. Y. (2021). Kepemimpinan Kepala Taman Kanak-Kanak Dalam Peningkatan Kualitas
Pendidikan. ASGHAR: Journal of Children Studies, 1(1), 22–29.
Wulogening,
H. I., & Timan, A. (2020). Implementasi Total Quality Management (TQM)
dalam sistem manajemen perencanaan kepala sekolah. Jurnal Akuntabilitas
Manajemen Pendidikan, 8(2), 137–146.
https://doi.org/https://doi.org/10.21831/jamp.v8i2.31282
Copyright holder: Erni Kurniati (2023) |
First publication right: |
This article is licensed under: |